“Setiap malam napas Kinara bisa berhenti kapan saja… sementara matanya tetap terbuka karena penyakit langka yang merusak tengkoraknya.”

Bagi Ibu Siti, malam bukan waktu beristirahat. Ia harus terus mengawasi Kinara (1,5), yang tidur dengan mata terbuka dan napas tersengal. Kadang suara mengorok keras muncul, kadang tiba-tiba sunyi, dan itulah saat paling menakutkan. Pernah napas Kinara berhenti beberapa detik, membuat ibunya panik sambil memanggil, “Bangun nak… napas lagi ya…”

Di siang hari, penderitaan Kinara belum selesai. Wajahnya yang tak terbentuk sempurna membuat banyak orang menatap aneh atau bahkan menertawakan. “Anak saya sering diejek… padahal dia hanya sedang sakit,” ucap Ibu Siti memeluk putrinya.

Kinara mengidap craniofacial dysostosis, kelainan yang membuat kelopak matanya tak bisa menutup dan tengkoraknya tumbuh tidak normal. Setiap malam matanya harus ditutup perekat medis agar tak mengering. Selain itu, ia juga mengalami gangguan paru-paru yang membuat napasnya sering seperti “terkunci”, membuatnya terbangun karena sesak.

Sejak lahir, hidup Kinara lebih banyak di rumah sakit. Dokter mengatakan ia membutuhkan operasi tengkorak dan perawatan intensif bernilai ratusan juta rupiah, biaya yang jauh dari jangkauan orang tuanya.

Ayahnya, Pak Yusup, hanya tukang service jam dengan penghasilan 70–100 ribu per hari, itu pun tidak selalu ada pelanggan. Ibu Siti tak bisa bekerja karena harus terus mengawasi kondisi napas dan mata Kinara setiap waktu.

Mereka telah menjual apa yang bisa dijual dan terus berusaha, namun kondisi Kinara makin memburuk, sementara waktu terus berjalan.

Insan Baik, kita bisa menjadi harapan bagi napas kecil ini.

Bantu Kinara mendapatkan operasi dan perawatan yang ia butuhkan agar ia bisa hidup lebih aman.

Setiap donasi adalah doa dan kesempatan agar suatu hari nanti Kinara dapat tidur tanpa rasa sakit.

Disclaimer: Donasi akan digunakan untuk biaya pengobatan dan kebutuhan Kinara, serta penerima manfaat lain di bawah naungan Amal Baik Insani.