LANSIA BERSAUDARA HIDUP DI GUBUK PEMBERIAN WARGA
terkumpul dari target Rp 50.000.000
“Tinggal berdua sama adik dari 3 bersaudara, satu udah meninggal. Abah juga enggak nikah, soalnya ada kekurangan (bagian kepala) jatuh waktu kecil sampe kepalanya dekok (penyok) ngaruh ke otak, jadi Emak yang ngurus disini.” Ungkap Mak Niah.
Mak Niah (82), hidup hanya dengan adik bungsunya Abah Karli yang sama-sama sudah lansia disebuah gubuk pemberian warga. Tidur hanya dengan beralaskan tikar seadanya dan terbuka, karena kondisi Emak yang sudah sangat tua Emak kini hanya bisa beberes gubuk tempat tinggalnya saja. Aktifitas yang hanya itu-itu saja seperti memasak air dengan tungku kayu dan memasak nasi, hingga hanya duduk termenung menunggu adiknya pulang bekerja sebagai pemulung.
Abah Karli (75), adik satu-satunya Mak Niah yang masih hidup mengalami kemalangan saat kecil hingga mengharuskan Emak Niah tidak tega untuk berpisah dengan Abah. Beliau bekerja sebagai pemulung dan saling bergantung satu sama lain. Miris ditengah zaman yang sudah serba canggih ini masih ada kondisi kemalangan untuk para lansia seperti ini.
“Enggak tentu (dapat uang) paling besar 50000 sebulan dari hasil Abah mulung.” Ucap Mak Niah.
Lima puluh ribu dalam satu bulan hasil Abah Karli bekerja sebagai pemulung. Emak mengatakan uang itu hanya cukup untuk makan hanya dengan sepiring nasi dan garam saja. Bahkan untuk beras pun emak terkadang mendapat pemberian dari warga setempat karena ke tidak cukupan ekonomi dari keduanya, untuk mereka dapat makan, makanan bergizi pun mereka harus menunggu ada kegiatan pengajian dari tempatnya tinggal saa ini. Sedih rasanya jika membayangkan apa yang dialami oleh kedua Lansia Beradik ini.
“Enggak ada WC. Paling ikut ke tetangga atau ke Ciulan (Sungai). Sering jatuh juga kalau hujan kayak sekarang.”
Gubuk pemberian yang menjadi tempat tinggalnya saat ini tentu tidak memiliki fasilitas MCK, membuat Emak maupun Abah jika ada kebutuhan MCK membuatnya harus meminjam MCK ke warga setempat ataupun ke Sungai di dekat gubuknya. Tentu kondisi jalannya bukan seperti yang dibayangkan, Emak atau Abah pasti sering terjatuh karena licin jika kondisi tanahnya basah karena hujan. Bahkan untuk Emak memasak pun menggunakan sedikit lahan yang menempel ke dindin ruma warga.
“Pengen atuh, kalau ada rezeki mah pengen punya WC sendiri, biar enggak usah jauh-jauh ke Sungai. Emak mah enggak pengen apa-apa. Pengen cukup aja buat makan sehari-hari.” Sahut Emak Niah.
SahabatKU… maukah membantu Lansia Beradik yang malang ini mendapatkan hidup yang layak diusianya yang sudah tua ? maukah mewujudkan keinginan mereka yang sederhana untuk hidup Sejahtera. Yuk! Kita bantu mereka agar mendapatkan hidup yang layak.
Disclaimer : Dana yang terkumpul akan digunakan untuk Pembangunan Rumah Layak, Modal Usaha, Pemenuhan Penunjang Kesehatan & Kebutuhan Bulanan Emak Niah & Abah Karl, serta jika terdapat Kelebihan dana akan digunakan untuk membantu penerima manfaat lainnya dan Program Kebaikan lainnya yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
LANSIA BERSAUDARA HIDUP DI GUBUK PEMBERIAN WARGA
terkumpul dari target Rp 50.000.000