Bantu Perjuangan Ayah Hidupi Anaknya yang Difabel
terkumpul dari target Rp 150.000.000
Kasih orang tua kepada anaknya memang tak ada tandingannya di dunia, tak terkecuali Pak Otjeng yang sudah sepuh ini, beliau luar biasa sangat menyayangi anaknya yang terlahir dengan keterbatasan. Tri Martina Herliani atau biasa kami panggil Teh Tri ini tahir 37 tahun yang lalu, saat lahir tak terdengar suara tangis bayi pada umumnya. Dokter mengatakan bahwa Teh Tri mengalami kelainan pada otak karena saat dalam kandungan kekurangan asupan oksigen sehingga mengakibatkan kelumpuhan.
Hingga menginjak usia 3 bulan badan Teh Tri tidak banyak bergerak, bahkan badannya itu seperti tak bertulang. Badan bisa melengkung, hingga kepala dan lutut dapat menempel. Namun Teh Tri baru di bawa berobat saat usia 1 tahun, ia dibawa ke RS Hasan Sadikin untuk menjalani terapi sebanyak 2 kali dalam sebulan, saat usia 3 tahun Teh Tri juga berobat ke dokter di Cibinong Bogor dengan jadwal 1 kali dalam sebulan. Dengan berobat ke dua tempat tersebut Teh Tri hanya bisa duduk, namun tidak bisa berdiri, tidak bisa memegang, tidak bisa berbicara, namun ia bisa mendengar dan mengekspresikan. Sampai saat ini hanya itu yang bisa Teh Tri lakukan.
Sang ayah, Otjeng Saputra yang merupakan pensiunan dari badan pemerintahan ini kini hanya berpenghasilan jauh di bawah 2 juta rupiah. Beliau pensiun tahun 2008, dan tak pikir panjang uang pensiuan ia buat warnet di sebelah rumahnya. Awalnya berjalan lancar, namun semakin lama semakin banyak pesaing, hingga akhirnya warnet Pak Otjeng tutup, hanya bertahan 2 tahun. Belum lagi di tahun yang sama, yaitu tahun 2010 istri tercinta meninggal dunia. Betapa terpukulnya keluarga Pak Otjeng.
Sejak saat itu Pak Otjeng hanya bisa berjualan burung, meskipun keuntungannya sangat sedikit namun tetap ia jalani demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, sesekali beliau menerima jasa antar jemput anak sekolah. Namun setelah pandemi datang beliau pun berhenti berjualan burung, dan tidak ada lagi jasa antar jemput anak sekolah karena sekolah dilakukan secara daring. Saat ini Pak Otjeng kerja serabutan, dan lebih banyak di rumah untuk menjaga Teh Sri karena Teh Sri benar-benar tidak bisa apa-apa, semuanya harus dibantu. Untuk kebutuhan harian beliau mengandalkan uang pensiun yang tak seberapa, juga sesekali ada teman beliau yang baik hati memberi bantuan. Jika dihitung, untuk popok Teh Sri saja membutuhkan 1 karton untuk setiap bulannya, karena minimal Teh Sri tiga kali ganti popok dalam sehari.
Oleh karena itu, Pak Otjeng mempunyai keingininan untuk membuka usaha di rumahnya. Bukan tanpa alasan, ia ingin membuka usaha di rumah karena ia tidak ingin meninggalkan Teh Sri. Pak Otjeng berharap apabila ia membuka usaha sendiri, ia dapat memenuhi kebutuhan dirinya terutama kebutuhan Teh Sri. Sehingga tidak perlu lagi bergantung pada pemberian orang lain.
Sahabat, betapa besar perjuangan Pak Otjeng untuk merawat Teh Sri. Untuk itu besar harapan kami akan bantuan dan doa para #OrangBaik agar Pak Otjeng dan Teh Sri segera mendapat bantuan, dengan cara klik “Donasi Sekarang”
Bantu Perjuangan Ayah Hidupi Anaknya yang Difabel
terkumpul dari target Rp 150.000.000