URGENT Demi Bisa Operasi, Pejuang Kanker Dagang Asongan Di Tepi Jalan
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Namaku Adi Saputra, saat ini usiaku 22 tahun. Setelah kedua orangtuaku bercerai, aku tinggal dan dirawat oleh nenek dan kakeku sejak aku berusia 8 bulan. kini kakek Nenek sudah semakin renta dan sering sakit-sakitan.
Keinginan terbesarku adalah bisa membayar kebaikan nenek dan kakek yang sudah membesarkanku selama ini. Saat aku lulus sekolah menengah atas, harapan besar itu timbul dalam diriku.
“inilah saatnya aku membalas kebaikan mereka”. Itulah pikiran yang terbersit dalam benak ku.
Namun semua harapan itu seakan sirna saat aku merasakan rasa sakit hebat di kepalaku, telingaku berdenging terus menerus. Nafasku terasa semakin berat hingga sering tidak sadarkan diri dan kini aku mulai kesulitan untuk berbicara.
Sekuat mungkin aku menahan rasa sakit itu, aku tidak ingin membuat nenek dan kakek sedih.
Akupun berusaha menyembunyikannya dari keluargaku, tapi sayangnya tubuhku tak mampu lagi bertahan. Seluruh tubuhku bergetar, darah pun terus mengalir dari kedua hidungku, disusul dengan tubuhku yang jatuh karena lemas.
Semua harapanku runtuh aku tidak bisa membalas kebaikan nenek dan kakek, apalagi saat aku dengar dokter memvonis Kanker Nasofaring. Ya Tuhan kasihan Nenek dan Kakek seharusnya mereka sudah aku bahagiakan namun kini aku hanya merepotkan mereka terus.
Rasanya aku hanya menjAdi beban bagi mereka sejak kecil. Sejak vonis dokter tersebut aku mulai menjalani proses RAdioterapi dan Kemoterapi. Meski pengobatanku di cover BPJS, namun untuk operasional dan kebutuhan lain Kakek yang hanya seorang penjaga makam dan kuli serabutan sangat kesulitan. Terpaksa kakek juga harus pinjam sana sini.
Aku tidak ingin hanya berpangku tangan, meskipun nenek dan kakek melarang, tapi aku memaksakan diri untuk jualan asongan di samping jalan. Hasilnya aku kumpulkan untuk biaya berobatku, meski seringkali kurang.
Sebenarnya aku tidak boleh terkena paparan sinar matahari langsung tapi aku tetap tak ingin hanya berpangku tangan. Dibawah atap yang cukup teduh aku menjajakan air mineral dan tisu di temani Nenek yang tak pernah mengeluh meski aku hanya bisa merepotkanya saja.
Meski tak banyak yang membeli jualanku, namun sedikit rupiah yang ku dapat bisa aku kumpulkan untuk ongkosku pergi berobat. Pernah terbersit untuk menyerah, namun seiring berjalannya waktu. Perlahan-lahan aku mulai membangun kepercayaan diri dan keyakinanku.
“Aku yakin aku bisa sembuh, aku harus bisa sembuh”- Itulah kalimat yang sering aku ucapkan untuk menguatkan diriku setiap hari.
Demi membahagiakan Nenek dan Kakek.
Miris memang cerita Adi, anak yatim piatu yang ingin membahagiakan nenek dan kakek nya tapi harus terhalang karena penyakit mematikan itu. Seorang pejuang Kanker yang kami temui secara tidak sengaja saat ia tengah berjualan di samping Jalan.
Impianya untuk bisa sembuh membawa begitu banyak Kekuatan untuknya tetap berusaha dan berjuang melawan kanker yang menggerogoti tubuhnya.
Meski kisah hidupnya seakan dipenuhi penderitaan dan kesedihan. Namun ada asa yang begitu kuat yang terpancar darinya, Ia ingin sembuh dan mewujudkan mimpinya untuk membahagiakan Nenek dan Kakek.
Insan Baik, jangan Biarkan Adi berjuang seorang diri, mari kita bersamai perjuanganya untuk sembuh dan menggapai mimpi-mimpinya. Segala dukungan do'a dan uluran tangan insan baik semua akan sangat berarti bagi Adi.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk memenuhi segala kebutuhan Adi terutama untuk pengobatan serta kebutuhan penunjangnya. Selain itu akan digunakan untuk implementasi program dan para penerima manfaat lainnya dibawah naungan dan pendampingan yayasan amal baik insani.
URGENT Demi Bisa Operasi, Pejuang Kanker Dagang Asongan Di Tepi Jalan
terkumpul dari target Rp 100.000.000