Impian Penjaja Bakso Difabel Membawa Ibu Berobat
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Terik matahari tampak kurang bersahabat siang itu. Cucuran keringat seketika membasahi tubuh seorang tukang bakso yang tampak sesekali mengusap keningnya sembari melihat sekeliling untuk mencari pembeli.
Dentingan mangkuk yang di pukul sendok terdengar nyaring berupaya memanggil para calon pembeli. Ada yang tak lazim pada penampilan fisik tukang bakso ini, ia tampak membawa tongkat bantu jalan bersamanya sembari berjualan.
Tentu saja hal itu bukan tanpa alasan, karena jelas terlihat ia hanya memiliki satu kaki saja. Kaki kirinya tampak sudah tidak ada untuk menopang tubuhnya, sehingga ia membutuhkan alat bantu untuk bisa berjalan seperti orang lain.
Jelas berat baginya dengan keadaan demikian ia harus mendorong gerobak bakso yang sangat berat. Namun nampak jelas Ia tak ingin berpangku tangan dan berharap belas kasihan orang lain.
Meski fisik tak lagi sempurna, namun menyerah dan meratapi nasib bukanlah pilihan. Ada sang Ibu yang harus di perjuangkan dan ada mimpi-mimpi yang harus di raih.
Itulah sedikit cerita keseharian dari seorang Lelaki yang bernama Ujang Hendra (31) Ia harus bangkit dan kembali bertarung dengan kerasnya kehidupan dengan satu kaki yang tersisa.
Saat Hendra berusia 18 tahun sebuah kecelakaan lalu lintas telah merenggut sebelah kakinya, Kaki kiri Hendra terlindas truk dalam sebuah kecelakaan tunggal, beruntung nyawanya masih bisa terselamatkan.
Namun masa depan yang ia cita-citakan seketika hancur menerima kenyataan ia harus kehilangan kaki kirinya untuk selamanya. Sempat terpuruk selama beberapa tahun, namun melihat sang Ibu yang jatuh sakit hingga sempat tak bisa berjalan membuat semangat Hendra kembali bangkit.
"Saya gak boleh terpuruk, saya harus bisa bangkit dan bahagiakan Ibu. Kalau saya terpuruk terus, kapan saya mau bahagiakan Ibu dan membalas segala pengorbanan nya untuk saya selama ini" Ungkap Hendra terbata-bata sambil mengusap airmatanya.
Sang Ibu tercinta Ibu Rodiyah (64) didiagnosa menderita sakit saraf terjepit hingga kesulitan berjalan bahkan sempat tidak bisa jalan sama sekali. Kini kondisi fisik Ibu Rodiyah semakin menurun dan semakin sulit untuk berjalan dan beraktivitas.
Sedangkan upaya pengobatan pun sangat terbatas larena terkendala biaya. Penghasilan Hendra dari menjajakan Bakso tidaklah besar, apalagi Hendra hanya menjadi penjaja bakso milik orang lain dengan upah berkisar antara Rp. 30.000 sampai Rp. 50.000 Itupun belum tentu Hendra bisa berjualan setiap hari.
Ia sebenarnya ingin mengumpulkan uang untuk membeli kaki palsu. Namun ia harus mengurungkan niatnya itu demi mengutamakan pengobatan sang Ibu terlebih dahulu.
Usahanya menjual bakso juga tidak mudah. Setiap hari ia harus mendorong gerobak yang beratnya hampir satu kwintal hanya bertumpu pada satu kaki dan tongkat bantu kalan.
Bahkan karena keadaannya itu ia pernah hampir menjatuhkan gerobaknya saat mendorong gerobak di jalan menurun. Beruntung ia masih bisa menyelamatkan gerobaknya namun Hendra sempat terjerembab hingga terguling karena berusaha menahan gerobaknya. Hingga mengalami luka-luka hampir de sekujur tubuhnya.
Pengalaman itu tentu membuatnya cukup khawatir, karena jika sampai gerobaknya rusak tentu Hendra sangat kebingungan darimana Ia bisa mengganti gerobak bosnya yang rusak.
Hendra berharap ia bisa memiliki usaha sendiri yang lebih aman baginya. Atau setidaknya ia bisa membeli kaki palsu agar ia lebih mudah bergerak saat ia bekerja. Meski demikian kini prioritas utama Hendra adalah bagaimana caranya sang ibu bisa mendapatkan pengobatan yang semestinya hingga bisa kembali sehat seperti sediakala.
Bahkan dalam keadaan sakit ibunya tak jarang datang ke tempat ia berjualan untuk mengantarkan bekal makanan. Kasih sayang ibunya itu ingin bisa Ia jawab dengan memberikan yang terbaik untuk ibunya.
Namun ia masihlah belum tahu bagaimana caranya mewujudkan semua keinginannya itu dengan keadaannya saat ini. Ia berharap Ia masih memilikimu kesempatan untuk dapat membahagiakan serta membanggakan sang Ibu di senja usia beliau.
Insan Baik, Hendra di tengah keterbatasan fisiknya memilih untuk berjuang dengan Asa yang tersisa demi bisa membawa sang Ibunda tercinta berobat tentu sebuah upaya yang tak mudah tanpa uluran tangan dan bantuan dari kita semua. Do'a dan donasi terbaik kita pastinya akan sangat bermanfaat bagi membersamai perjuangan Hendra dalam mewujudkan impiannya melihat kesembuhan sang Ibu.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk pengobatan bu Rodiyah serta modal usaha bagi Hendra. Sebagian donasi juga akan digunakan untuk keberlangsungan program sosial kemanusiaan serta para penerima manfaat lain di bawah naungan dan pendampingan Amal Baik Insani.
Impian Penjaja Bakso Difabel Membawa Ibu Berobat
terkumpul dari target Rp 50.000.000