Berbagi Berkat Tuk 100 Keluarga Tak Mampu Pinggiran Rel
terkumpul dari target Rp 60.000.000
“Saya dari 2006 ikut ibadah sama Pak Anton. Saya bersuka cita saya gembira saya bahagia dirawat Pak Anton.. Sekarang saya nggak sakit-sakit lagi..” -Ujar Bu Tuti salah satu lansia yang dirawat penuh kasih oleh Pendeta Pak Anton.
Perkenalkan, Pastor Antonius Missa atau biasa di panggil Pak Anton ini sudah 18 tahun melakukan pelayanan kepada masyarakat. Setiap minggu beliau tak pernah lupa pada 100 keluarga pemulung dan pra sejahtera di sekitar rel kereta Tanah Abang, Jakarta.
Tak ada satupun orang yang tak mengenalnya disana, tidak hanya umat Nasrani, tapi hampir seluruh keluarga pemulung sangat menyayangi sosok Pak Anton yang tak pernah absen untuk datang dan mendengar kisah mereka.
“Dibilang hidup tak layak, ya mereka hidup dengan tidak layak disini. Makan, minum, dan tidur sering berbarengan sama lalat. Tapi mereka penuh dengan sukacita. Bantuan sembako dari saya dan teman-teman lainnya gak seberapa, hanya sedikit bahkan kurang, tapi mereka tetap bersyukur,” Ungkap haru Pak Anton kepada kami.
Pernah berasal dari latar belakang yang sama membuat Pendeta Pak Anton tahu persis kesusahan dan kesedihan yang mereka rasakan.
Ujarnya,
“Bisa kita perhatikan bagaimana mereka hidup di gubuk-gubuk pinggiran rel kereta ini yang jauh dari harapan hidup layak. Itu yang buat saya jadi tersentuh, mereka sudah tua renta tapi masih punya daya juang untuk mencari makan sendiri, bahkan mereka tak memilih untuk pergi mengemis tapi memilih untuk mengumpulkan botol bekas yang harganya tak seberapa jika di jual..”
Siapa sangka orang yang miliki hati sangat mulia ini dulunya adalah seorang mantan ‘preman’ yang ditakuti oleh orang-orang sekitar. Hingga suatu hari Tuhan menggerakkan hatinya untuk bertaubat dan kini jadi sosok yang hampir 360 derajat berbeda. Jadi pendeta melayani Tuhan sekaligus bekerja jadi dosen teologi yang terus berbagi meski hanya sedikit.
“Gak menentu kapan saya berbagi kesini, tapi selagi ada meskipun sedikit akan saya bagi secara rata. Berapapun yang ada mereka selalu senang karena mereka merasa diperhatikan.”
“Lewat Sajiwa, saya mohon untuk tidak melupakan mereka. Masyarakat di garis kemiskinan yang sangat butuh bantuan kita bersama,” kata Pak Anton. Yuk! Jangan biarkan Pak Anton berjuang sendiri.
Mengapa donasi di Sajiwa Foundation?
- Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material
- Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.
- Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.
- Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat.
- Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.
Berbagi Berkat Tuk 100 Keluarga Tak Mampu Pinggiran Rel
terkumpul dari target Rp 60.000.000