Bantu Pemulung Lansia Rawat Istri ODGJ dan Hidup Layak
terkumpul dari target Rp 50.000.000
"Mak sabar ya, abah mulung dulu, do'a in Abah pulang bisa beli nasi untuk kita makan" – ujar abah Maman (62).
Tinggal menumpang di gubuk tengah kebun yang hampir roboh milik orang lain adalah keberuntungan bagi Mak dan Abah. Meskipun jauh dari layak, tapi gubuk berukuran 2x3 meter itu adalah satu-satunya tempat pulang bagi abah sampai saat ini.
Meski dindingnya sudah lapuk dan bocor disana sini, tapi abah rela tidur diatas sehelai tikar tipis tanpa Kasur. Abah dan Mak sudah terbiasa berbaring mengistirahatkan punggung tua mereka.
"Gak tau sampai kapan Abah dan Emak masih di ijinkan tinggal di sini, Abah bingung mau tinggal dimana kalau sewaktu-waktu tempatnya di pakai yang punya, kondisi mak terus menurun" – ujar abah.
Kini di usia yang semakin tua, Abah harus hidup menjadi pemulung dan merawat sang istri mak Wati (69) yang mengalami gangguan Jiwa. Dulu Abah berprofesi sebagai penarik Becak, namun wabah covid di tahun 2019 memaksanya untuk menjual becak dan Abah pun terusir dari kontrakanya.
Karena tak kuat menahan himpitan ekonomi, sejak itu kondisi kesehatan mak Wati juga terus menurun. Abah sendiri sebetulnya sudah mulai sakit-sakitan, tapi keadaan memaksanya untuk tidak menghiraukan sakitnya.
Pernah suatu waktu Ia sakit sampai beberapa hari dan selama itu pula Abah dan Emak harus menahan lapar karena tidak ada makanan yang bisa mereka makan. Karena abah tidak bisa memulung.
Meski tak banyak uang yang bisa dihasilkan dari menjual rongsokan hasil memulung, namun setidaknya uang Rp.10.000 yang rata-rata abah hasilkan dari memulung bisa membeli se bungkus nasi dan sebungkus kerupuk untuk mereka makan berdua.
Meski tak jarang mereka harus menahan lapar jika Abah tak bisa memulung. Abah dan Emak adalah sebuah potret kesetiaan dan kasih sayang yang nyata, meski pernikahan mereka yang telah berumur puluhan tahun tidak dikaruniai anak. Himpitan ekonomi yang mendera, serta kesehatan Emak yang kini terganggu. Namun Abah tetap setia menjaga dan mendampingi mak. Meski begitu, ada harapan besar dari abah yang ingin bisa membahagiakan sang istrinya di sisa usia kebersamaan mereka.
"Abah ingin sekali bisa membahagiakan mak, seumur hidup dia sengsara sama abah mana kita gak punya Anak dan saudara. Abah ingin sebelum meninggal bisa mengobati Emak dan memberikan tempat tinggal yang layak buat mak. Jika abah udah gak ada, Abah tau kalau si mak masih punya tempat tinggal dan gak akan jadi gelandangan"- terbata Abah berujar sambil mengusap air mata.
Insan baik, Mari kita wujudkan impian Abah Maman untuk menghadiahkan kebahagiaan bagi sang istri tercinta di senja usia mereka. Uluran tangan dan bantuan kita akan menjadi perantara jawaban dari doa-doa mereka.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk segala kebutuhan pokok Abah dan Emak, terutama untuk menghadirkan tempat tinggal layak serta pengobatan Emak. Sebagian donasi juga akan digunakan untuk membantu penerima manfaat lain yang membutuhkan serta keberlangsungan program-program sosial kemanusiaan di bawah naungan Amal Baik Insani.
Bantu Pemulung Lansia Rawat Istri ODGJ dan Hidup Layak
terkumpul dari target Rp 50.000.000