Pemulung Lansia Bertahan Hidup Makan Daun Singkong
terkumpul dari target Rp 76.500.000
Tubuhnya sudah renta, penglihatanya mengabur, dan setiap Langkah nya tertatih – tatih harus menggunakan tongkat. Itu lah sosok Mak Asih, seorang pemulung Lansia yang masih berjuang untuk hidup layak nan sejahtera.
“Setahun lalu anak emak meninggal, itu anak yang paling perhatian sama emak. Yang ngebiayain dan ngurus emak sama suami tuh anak yang meninggal ini. Semenjak anak emak meninggal, emak sama suami jadi mulung buat makan sehari-hari.” - Mak Asih
Emak Runasih atau yang akrab dipanggil Mak Asih kini usianya sudah hampir 70 tahun. Di usia senjanya beliau dan suaminya masih harus berjuang mencari nafkah demi sesuap nasi.
Dulu sang suami bekerja sebagai tukang becak dan Mak Asih memulung. Namun sekarang diusianya yang tidak muda lagi mereka tidak bekerja karena sudah sepuh dan kerap sakit - sakitan, selama ini mereka berdua dibiayai oleh salah satu anaknya. Tapi sayang tahun lalu anaknya meninggal dunia karena kecelakaan kerja.
Mak Asih memiliki tiga orang anak dan dua orang anaknya telah meninggal dunia. Tinggal satu orang anak yang masih ada. Kehidupan ekonomi anaknyapun sama memprihatinkan seperti Mak Asih.
Kini Mak Asih dan suaminya bekerja kembali menjadi pemulung.
“Iya sekarang suami emak juga ikut mulung atau jadi tukang parkir, soalnya kalau narik becak udah ga kuat, udah tua”, ucap Mak Asih.
Suaminya memulung di komplek perumahan sekitaran kampungnya, sedangkan Mak Asih hanya memulung disekitar rumahnya karena untuk berjalan saja sulit, harus menggunakan tongkat.
Di dekat rumah Emak ada sungai, disitulah Mak Asih memulung. Jalan yang cukup curam menuju sungai membuat Mak Asih kesulitan karena kondisi kaki yang sakit.
Mencari barang bekas/ rongsokan ditumpukan sampah di pinggir sungai bukanlah hal yang mudah, bisa saja sewaktu-waktu air bah dating dan meghanyutkan Mak Asih. Mau bagaimana lagi hanya itu lah yang bisa Mak Asih lakukan. Tak jarang Mak Asih terjatuh ketika sedang memulung.
Karena barang yang terkumpul hanya sedikit, biasanya Mak Asih dan suami mengumpulkannya dulu sekitar 10 hari bahkan sampai 1 bulan, baru dijual. Dalam jangka waktu tersebut mereka hanya mampu menghasilkan uang 30rb saja. Sangat jauh jika dibandingkan dengan perjuangannya.
“Buat makan biasanya nyari daun singkong aja di kebon orang, suka minta ijin aja sama yang punya kebon”, ucap Emak.
Mak Asih sangat berharap memiliki usaha sendiri di rumahnya, agar ia tak lagi memulung karena kondisinya yang sudah renta.
#Sahabat Berbagi jika mendengar cerita Emak Asih sedih rasanya, yuk turut bantu perjuangan Emak dengan cara : Klik tombol “DONASI SEKARANG”
Pemulung Lansia Bertahan Hidup Makan Daun Singkong
terkumpul dari target Rp 76.500.000