“Saya jualan dari tahun 1992 neng,karena saya pernah merantau ke Makasar jadi saya bisa berjualan Es Pisang Ijo,sekarang penglihatan saya terganggu dan saya juga ada Asma jadi istri saya juga membantu saya dalam menyiapkan semua bahan jualan Es Pisang Ijo”, ucap pak Suganda.

Pak Suganda (68) usianya sudah tidak muda lagi untuk mencari nafkah, tetapi di tengah keterbatasannya itu beliau tidak pernah lelah untuk berjualan Es Pisang Ijo. Kini mereka hidup berdua di sebuah kamar kontrakan kecil,dengan biaya kontrakan 600 ribu/bulan. Anak-anaknya tidak pernah datang menengok ,jadi semua harus di lakukan berdua oleh Pak Suganda dan istri, Bu Pami (55).

Penghasilan dari jualan es pisang ijo perharinya beliau bisa mendapat 50-60 ribu yang harus di bagi-bagi untuk bayar kontrakan dan makan sehari hari. Pengobatan beliau sempat terhenti karena keterbatasan biaya,jadi sudah sejak lama beliau tidak berobat,ingin sekali rasanya bapa berobat ke Rumah Sakit untuk di cek paru-paru dan mata nya yang katarak.

Saat ini pun kondisi Pak Suganda sedang kurang baik,sesek nya sering kambuh jadi jualan pisan ijo pun terkadang terhambat karena tidak kuat untuk mendorong roda, namun semua itu terkadang tidak pernah di indahkan oleh pak Suganda karena harus membiayai istrinya.

Sahabat, Pak Suganda saat ini memerlukan uluran tangan dari kita semua. Yuk bantu Pak Suganda agar dapat menjalani dan melanjutkan pengobatan dengan klik DONASI SEKARANG dan jangan lupa membagikan cerita ini agar lebih banyak yang membantu.

Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk biaya pengobatan Pa Suganda dan kebutuhan penunjang lainnya. Donasi juga akan digunakan untuk mensupport perjuangan pasien-pasien lainnya, juga  pemenuhan program Klinik Kebaikan Ummat untuk para pasien dhuafa dan para menerima manfaat lainnya dibawah naungan Program Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.