Hidup Sebatangkara di Hutan Demi Lahang 10 Ribu
terkumpul dari target Rp 20.000.000
Terpaksa tinggal di hutan yang jauh dari keramaian manusia, dia adalah seorang pejuang nafkah bernama Pak Ajat (48 tahun) yang menggantungkan hidup dengan mencari lahang di hutan. Penghasilan yang didapat hanya 10 ribu setiap harinya dan harus beliau kumpulkan agar bisa dibawa saat dari hutan untuk anak – anak dan orang tuanya yang sudah sepuh. Pak Ajat hanya bisa makan nasi dan garam saja karena uang yang diperoleh harus dia simpan.
Hujan dan angin selalu menembus gubuk rapuhnya itu, dingin dan panas pak Ajat rasakan setiap harinya. Terlebih tidak ada lampu satu pun yang meneranginya di malam hari dan Pak Ajat hanya bisa terdiam hingga terlelap tidur di gubuk.
Pak Ajat sering khawatir karena alat untuk membuat lahang sudah rusak namun beliau tidak ada uang untuk membeli yang barunya. Jika ada rezeki, pak Ajat sangat ingin memperbaiki gubuknya dan alat untuk membuat lahangnya agar beliau bisa terus mencari nafkah dari lahang itu.
#TemanBaik uluran bantuan dari kita semua akan menjadi sumber penyemangat hidup dan harapan bagi pak Ajat
Hidup Sebatangkara di Hutan Demi Lahang 10 Ribu
terkumpul dari target Rp 20.000.000