Muliakan Guru Ngaji Dan Profesi Prasejahtera
terkumpul dari target Rp 230.000.000
Ustadz Abu Bakar lahir dalam kondisi tangan dan kaki tidak sempurna di NTB 25 tahun silam. Di tahun 2014, kekurangan fisik tak menghalanginya hijrah dari NTB ke Jakarta untuk menghafal Al-Quran. dengan tekad yang kuat, Allah mudahkan jalan beliau menghafal Al-Quran dalam kurun waktu 2 tahun saja.
Pada tahun 2016 ustadz Abu Bakar diminta untuk mengajar di sebuah pondok pesantren khusus penghafal Al-Qur’an di kota Sumedang. sampai saat ini pesantren yang beliau pimpin sudah mencetak puluhan hafidz/hafidzah.
Beliau menerima permintaan itu bukan karena materi, ia ingin membantu yayasan membangun generasi yang berqur'ani, dan ingin mengajak lenih banyak orang untuk mengenal quran. Karena menurut beliau, bersama Quran itu sungguh sangat nikmat.
Ustadz Abu Bakar sering diminta mengisi pengajian di berbagai tempat, padahal setiap hari ia diuji dengan rasa sakit saat berjalan. ketidak sempurnaan kaki ustadz Abu Bakar yang menyebabkan ustadz harus bertelanjang kaki karena tidak ada alas kaki yang cocok untuk beliau.
Rasa sakit yang beliau rasakan tidak dijadikan penghalang untuk beliau terus produktif menebarkan cahaya Al-Quran. Begitu mulia niat dan semangat Ustadz Abu bakar dibalik kondisi fisiknya yang tidak sempurna.
Dalam keterbatasannya sebagai penyandang tuna netra justru berhasil menjadi seorang hafidz Quran 30 juz. Beliau selalu semangat untuk berbagi ilmu agama dari majelis taklim ke majelis taklim lainnya.
Masih banyak orang-orang yang berdedikasi tinggi terhadap umat di bumi nusantara ini, mereka dengan ikhlas dan sabar terus menjadi jalan penerang dikehidupan ini. Mari tunjukkan dukungan dan rasa terima kasih sahabat untuk mereka dengan berdonasi melalui Sharing Happiness.
Berbuat Nyata Berbagi Bahagia Bersama Sharing Happiness melalui program Rumah Wakaf “Muliakan Guru Ngaji & profesi Pra Sejahtera”.
Muliakan Guru Ngaji Dan Profesi Prasejahtera
terkumpul dari target Rp 230.000.000