
Modal Usaha Dan Biaya Pengobatan Untuk Bu Siti Guru Ngaji
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Menahan sakit fisik, dan menahan sakitnya kemiskinan.
Di sebuah kontrakan 2x3, sering terdengar tangisan wanita paruh baya yang melantunkan ayat suci Al Qur'an. Ialah Siti Hindasyah (50) guru ngaji dan tukang nasi kuning yang memiliki benjolan sakit di payudaranya. Entah penyakit apa yang ia derita, ia tak pernah mampu memeriksakannya.
"Jangankan untuk berobat, untuk makan aja susah,Pak. Kalo lagi terasa sakit, saya hanya bisa baca Al Qur'an aja agar sakitnya berkurang (teralihkan)"
Berjualan nasi kuning dan mengajar ngaji untuk menyambung hidup.
Bu Siti adalah ibu tunggal sekaligus pejuang nafkah. Ia tak mudah menyerah. Sejak pagi Bu Siti memasak dan menjual nasi kuning buatannya. Disambung sore hari ia mengajar anak-anak mengaji di masjid.
"Bukan ngga cape, Pak. Tapi saya harus bertahan hidup. Saya tahan rasa sakit ini demi anak saya. Kalau sekarang saya ngga jualan, ngga ngajar, siapa yang akan menafkahi anak saya? Uang dari mana saya harus bayar kontrakan? Kalo saya ga bisa bayar kontrakan, saya harus tinggal dimana?"
Sahabat, Bu Siti harus berobat. Tak ada yang meninginkan kemungkinan terburuk jika ia tak berobat. Karena Bu Siti masihlah dunia bagi anaknya. Di sisi lain, Bu Siti ingin sekali usahanya berkembang, agar ia bisa lebih maju dan mandiri. Namun sayang, ia tak punya tabungan barang 1 rupiahpun.
Yuk sama-sama patungan modal usaha dan biaya berobat Bu Siti! Uluran tangan kita bisa mengubah hidupnya menjadi jauh lebih baik.
Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk biaya pengobatan dan modal usaha Bu Siti. Selain itu, akan digunakan untuk penerima manfaat lainnya di bawah naungan Global Sedekah Movement.
Modal Usaha Dan Biaya Pengobatan Untuk Bu Siti Guru Ngaji
terkumpul dari target Rp 50.000.000