Berjalan Menahan Sakit Jualan Baju Demi Terus Bertahan Hidup
terkumpul dari target Rp 60.000.000
Seketika kecelakaan tragis mengubah hidup Pak Hendra hampir 360 derajat. Bagaimana tidak? Kakinya kini pincang, juga tulang lehernya bengkok kebelakang, memaksa dirinya untuk berjalan tertatih-tatih menahan sakit. Diujung hidupnya tersiksa, ditambah ditinggal oleh sang istri entah kemana!
“Kaki bapa tulangnya retak saking kencengnya ditabrak motor, pelakunya tanggung jawab ngasih uang pengobatan.. Tapi ga sampe ke bapak, uangnya cuma sampe ke tukang ojeg yang bapa tumpangi saat itu. Padahal kondisi bapak pun gak kalah parahnya. Terpaksa pakai uang tabungan untuk berobat karena gak kuat tahan sakit, belum sembuh tapi tabungan udah habis jadi pasrah bapak biarkan.. Gak taunya lama kelamaan kakinya infeksi, sampe sekarang bengkok dan tinggi sebelah gini gak bisa kembali seperti semula..” lirih Bapak dengan mata berkaca-kaca
Kata dokter dampak lainnya tak hanya kaki yang rusak parah, tapi juga sistem saraf pada otaknya terganggu. Saran dokter seharusnya beliau berobat rutin seminggu sekali, tapi apa daya? Pengobatannya terpaksa dihentikan karena terkendala biaya. Namun ungkapnya,
“Kalau ada uang lebih pun lebih baik saya pakai untuk biaya hidup sehari-hari juga tabungan untuk sekolah. Tak apa saya tahan sakit, yang penting anak saya bisa sukses sekolah tinggi, tak seperti ayahnya..” Sungguh beliau adalah sosok ayah yang tulus..
Usianya sudah tak lagi muda, juga kondisi fisiknya kurang sempurna, namun Pak Hendra masih harus berjuang menyambung hidup dan menafkahi sang anak. “Bagaimana pun hanya saya satu-satunya harapan yang anak saya miliki..” lirihnya.
Sudah 26 tahun Bapak berjalan pincang dengan penuh usaha, tidak menyerah meskipun satu kakinya bengkok, juga lebih pendek, serta dampal kakinya seperti jinjit. Semua beliau lakukan demi terus berjualan baju keliling,
Bersama anaknya sejauh mungkin dengan bantuan tongkat ia mencari secercah rupiah. Baju jualannya ini di modali orang lain, karena itu keuntungan yang beliau terima tak seberapa. Belum lagi tak jarang bajunya tak ada yang mau membeli hingga berhari-hari.
“Kalau sudah tak laku saya dan anak saya tak bisa makan, kami menahan lapar sampai esokan harinya. Cuma bisa mengadu dalam sholat saya meminta bantuan Allah supaya baju jualan saya bisa laris manis.” Ujarnya.
Pak Hendra adalah orang tua tunggal yang sendirian menghidupi anaknya sejak istrinya pergi meninggalkan ia dan anaknya,
Sedihnya bapak pernah dibilang pura-pura cacat dan pernah diusir dari restoran karena dikira mengemis. “Ya Allah padahal saya bukan mau ngemis sama sekali, saya malah gak mau menjadi pengemis, selama tubuh saya ada yang masih bisa digerakkan saya akan terus berjuang..” Lirihnya.
Tak menyimpan dendam sedikitpun, justru ia mendoakan orang-orang yang telah berlaku buruk padanya.
Teman Baik, Bapak Hendra dan anaknya sudah kesulitan bertahan hidup di tengah banyaknya cobaan yang terus menimpa mereka bertubi-tubi. Maukah kamu menjadi penolong mereka juga banyak orang lainnya yang kesulitan berjuang di jalanan miliki usaha lebih layak?
Berjalan Menahan Sakit Jualan Baju Demi Terus Bertahan Hidup
terkumpul dari target Rp 60.000.000