Tak Makan Jika Tak Laku, Lansia ini Berjuang Sendiri Demi Terus Bertahan Hidup
terkumpul dari target Rp 60.000.000
Perawakan Pak Karsum (57) baru saja terlihat dari belokan gang, tapi anak-anak sudah langsung berlarian menuju rumahnya masing-masing. Bagaimana hatinya tidak terpukul? Seorang lansia penjual aksesoris dan mainan untuk anak-anak, tapi anak-anak justru takut melihat kondisinya.
11 tahun beliau idap penyakit langka ini. Pak Karsum sendiri tak tahu penyakit apa yang di deritanya, sampai akhirnya terpaksa “dibiarkan”. Sering kali benjolannya terasa gatal, seringnya juga tubuhnya sakit. Jika penyakit itu kambuh, berarti tandanya ada benjolan baru di salah satu sudut tubuhnya.
Pernah berobat namun tak juga kunjung sembuh hingga uangnya habis. Sampai akhirnya kini beliau seolah “menyerah” dan mempasrahkan penyakitnya. Ungkapnya,
“Sekarang udah pasrah kang walaupun masih sering minder, saya udah gak punya apa-apa lagi, kalo ada uang pun mending saya beliin nasi atau beras. Gak papa saya tahan sakit dibanding tahan lapar,”.
Bukan waktu yang sebentar beliau lalui sakit dan kelaparan sendirian di gubuk berlubangnya. Bertahan hidup berharap rezeki dari hasil penjualan mainan anak-anak yang dijajakannya berkeliling.
“Satu-satunya harapan saya punya uang dari jualan ini kang, tapi gimana anak-anak aja suka pada lari kalau lihat saya.. Padahal saya gak ada niat jahat sedikitpun, saya cuma ingin jualan buat bisa makan..” Pilunya. Tak ada pilihan lain, hanya itu ikhtiar dan usaha yang bisa Pak Karsum lakukan.
Terbilang sangat kecil rupiah yang beliau dapat dari harga 1 aksesoris yang terjual, sedangkan yang mau membeli barangnya saja hanya 3 atau 4 orang, bagi kami mana cukup untuk membeli 1 porsi nasi dengan lauknya?
“Kalau saya bisa beli nasi di hari ini, sebagian harus saya sisihin buat besok kang, soalnya saya takut besok gak ada mainan yang kejual dan saya gak bisa makan. Gak apa-apa udah keras juga, yang penting ada yang bisa dimakan,” pilunya.
Kini Pak Karsum pun hanya tinggal seorang diri di gubuk rumahnya, ungkap beliau tak ada pasangan hidup yang mau menerima kondisinya saat ini, “Udah jadi rencana Allah juga gak ngasih saya pasangan kang, pikir saya kalau ada istri kasian kalau mau apa-apa saya gak bisa beliin, makan pun hanya bisa sesekali..”
Mungkin kita saat ini tak lagi berfikir tentang apakah besok bisa makan atau tidak?. Namun, tidak demikian dengan Pak Karsum dan banyak orang lainnya di luar sana, pertanyaan tersebut selalu menghantui mereka setiap kali hendak tertidur,
#Teman baik, maukah bergandengan tangan bersama kami untuk menjadi penolong hidup Pak Karsum dan lansia yang membutuhkan diluar sana?
Tak Makan Jika Tak Laku, Lansia ini Berjuang Sendiri Demi Terus Bertahan Hidup
terkumpul dari target Rp 60.000.000