Lansia Dirawat Oleh Anak Keterbelakangan Mental
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Mbah Sudiro, 75 tahun, hanya bisa berbaring lemah di ranjang reotnya sambil merintih kesakitan. Ditemani oleh sang anak kedua, Sutrisni, 30 tahun, yang mengalami keterbelakangan mental, ia setia merawat sang bapak yang sejak setahun lalu mengalami sakit pembengkakan jantung dan paru-paru. Sutrisni menjaga sang bapak mulai dari menyiapkan makanan dan minuman, selalu berada di sisinya. Meskipun tidak mengetahui penyakit sang bapak, Sutrisni berharap agar sang bapak lekas sembuh.
Kelangsungan hidup keluarga ini hanya mengandalkan penghasilan dari Supriyanti, 24 tahun, yang membuat kalung rosario dengan bayaran 600 rupiah per kalung. Proses pembuatan yang lama membuat Supriyantini hanya mampu membuat 5-8 kalung per hari. Terkadang, Supriyantini juga membersihkan kebun milik orang lain jika diminta. Supriyantini sendiri adalah seorang ibu tunggal dari Naya Meisha, 7 tahun, yang ditinggalkan oleh ayahnya sejak usia 2 tahun. Sampai sekarang, sang ayah tidak memberikan nafkah atau memberi kabar.
Mbah Sudiro masih memerlukan pengobatan lanjutan karena masih sering sesak napas dan terdapat benjolan di paru-parunya yang harus segera dioperasi. Namun, karena keterbatasan ekonomi keluarga, pengobatan untuk Mbah Sudiro tidak dilanjutkan.
Lansia Dirawat Oleh Anak Keterbelakangan Mental
terkumpul dari target Rp 50.000.000