Bantu Lansia Sebatangkara, Hidup Dari Jual Sapu Lidi Keliling
terkumpul dari target Rp 20.000.000
Jalan tergopoh gopoh menjual sapu lidi keliling, Mbah Sayem (83 tahun) hidup sebatangkara tanpa ada bantuan siapapun. Setiap hari Mbah berjuang lanjutkan hidupnya dengan penghasilan pas-pasan dari menjual sapu lidi.
Sapu yang mbah jual hanya Rp3ribu, sedang mbah hanya dapat untung jika sapunya terjual semua. Sedihnya, tidak setiap hari sapunya laku, terpaksa mbah harus nahan lapar seharian karena tidak ada uang untuk membeli makanan.
Mbah jarang sekali makan enak karena kondisinya yang serba kesulitan, paling hanya tahu atau tempe. Bisa makan nasi aja mbah udah bersyukur, tidak jarang mbah juga harus meminjam ke warung agar hari itu bisa makan.
Anak-anak mbah sudah merantau dan jarang pulang, kondisi ekonomi mereka juga serba kesusahan. Itulah alasan kenapa sampai usia senjanya mbah masih harus mencari uang untuk mengisi perutnya.
Kaki mbah sering sakit saat berjalan jauh membawa sapu lidi karena usia yang sudah sepuh. Namun, selalu mbah paksakan agar tetap bisa berjualan keliling menyusuri tempat demi tempat untuk menjual sapu lidinya itu.
“Mbah mau jualan sayuran kalau ada uang ndok, biar banyak yang beli kalau sayuran tidak sepi seperti jualan sapu lidi” – ujar mbah Sayem.
Harapan mbah di usia senjanya itu untuk terus berjuang hidup tanpa bantuan dari orang lain, mbah tidak ingin merepotkan siapa pun dan akan terus berjuang mencari nafkah untuk hidupnya.
#TemanBerbagi mau bantu wujudkan usaha sayur untuk mbah ini? Kita bisa patungan bersama melalui galang dana disini
Bantu Lansia Sebatangkara, Hidup Dari Jual Sapu Lidi Keliling
terkumpul dari target Rp 20.000.000