Dukung Mbah Juminem Pejuang Lansia Dhuafa Disabilitas
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Meski terbatas fisik, semangat Mbah Juminem (66 tahun), lansia duafa asal Kulonprogo, tidak pernah surut. Meski kedua tangannya dan kaki kirinya tidak sempurna, beliau tetap gigih membuat sapu lidi untuk dijual keliling kampung dengan harga 5.000 rupiah, walaupun tidak selalu laku terjual.
"Si Mbah membuat sapu sudah tidak sekuat dulu, sekarang 1 hari hanya sanggup membuat 1 sapu, simbah gampang capek," ucap Mbah Juminem dengan lirih. Bahan baku sapu lidi didapatkan dari daun kelapa yang jatuh dari pohon di halaman tetangga rumah.
Mbah Juminem juga menghadapi tantangan kesehatan, dengan penyakit jantung yang memerlukan perawatan bulanan di puskesmas. Sayangnya, obat jantungnya tidak tercover oleh BPJS, dan simbah harus membelinya dengan biaya 15 ribu rupiah. Sejumlah uang yang mungkin terlihat murah bagi sebagian orang, namun merupakan beban berat bagi Mbah Juminem yang hidup hanya mengandalkan penjualan sapu.
Suaminya telah meninggal dunia belasan tahun yang lalu, dan Mbah Juminem tinggal bersama anak dan tiga cucunya. Kehidupan anaknya juga tidak mudah. Oleh karena itu, Mbah Juminem tidak ingin menjadi beban bagi keluarganya. Saat penjualan sapunya stagnan, Mbah Juminem hanya mengandalkan tumbuhan yang bisa direbus sebagai pengganti makanan.
Dukung Mbah Juminem Pejuang Lansia Dhuafa Disabilitas
terkumpul dari target Rp 50.000.000