Tanpa Masjid, Warga Watusongu Shalat di Rumah
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Miris rasanya bagi kami saat mengetahui ada warga muslim minoritas yang tinggal di sebuah desa terpencil dan belum memiliki masjid. Mereka biasa menggunakan rumah salah seorang warga untuk shalat berjamaah dan kegiatan mengaji. Inilah dilema yang dirasakan para muslim minoritas di Desa Watusongu, Kec. Ulubongka, Tojo Una-una.
Sedikitnya, terdapat 1000 jiwa yang mendiami desa ini. Namun, jumlah muslim di desa ini masih minoritas. Saat ini terhitung 28 KK muslim atau sekitar 100 jiwa.
Muslim Watusongu taat menjalankan sholat berjamaah. Sayangnya semangat ini belum ditunjang dengan keberadaan masjid. Jika ingin sholat jamaah di masjid, warga harus menempuh jarak sejauh 4 kilometer. Padahal medan yang dilalui sangat sulit. Melewati hutan dan sungai serta jalanan yang terjal.
Warga memilih sholat jamaah di rumah warga, yakni rumah Ibu Ruqiah Padang. Rumah ini juga rutin dipakai mengaji. Alhamdulillah ada dai yang berjuang mengajarkan Islam di desa ini.
Ibu Ruqiah mengaku rumahnya seringkali penuh jika dipakai sholat dan ngaji. Meskipun senang rumahnya dipakai ibadah, tapi kasihan warga berdesakan karena ruanganya tidak cukup.
“Warga muslim di Desa Watusongu ini sangat merindukan sekali adanya masjid pa. Biasa kalau warga ingin shalat berjamaah atau mengaji, kegiatannya di rumah saya. Bahkan rumah saya sampai penuh. Ya mau bagaimana lagi, kami belum memiliki masjid dan ini yang kami rasakan,” kata Ibu Ruqiah.
Warga dibantu dai sudah pernah mengajukan proposal bantuan pembangunan masjid kepada pemerintah setempat. Sayangnya, hingga detik ini masjid belum juga ada kabar baik. .
Yuk sobat, kita hadirkan masjid untuk 100 Muslim Pedalaman Watusongu. Bantu mereka merasakan sholat dan menimba ilmu Islam di masjid yang nyaman.
Tanpa Masjid, Warga Watusongu Shalat di Rumah
terkumpul dari target Rp 100.000.000