Sedekah Jariyah: Bangun Masjid Layak di Pedalaman Timor
terkumpul dari target Rp 661.772.000
Dari sekian pohon yang berdiri di Desa Tubleu NTT, terselip bangunan masjid berusia 42 tahun.
Dulu butuh jual 3 sapi untuk tegakkan tiang, kini butuh ratusan juta untuk perbaiki semua. Sedangkan mereka hanya petani kebun untuk makan sehari-hari dan upahnya 0 rupiah.
“Hujan itu tidak menyentuh. Jadi yang namanya tanaman, jagung itu gagal semua. Ya jadi mereka hanya mencari beras 1 kilo untuk makan lah..” - Jaenudin Tabun (Imam Masjid)
Sebelum shalat di Masjid Babul Jihad, mereka keluar dari rumah beratap daun lontar kering. Lalu menyiram kebun dengan air, dari genangan yang biasanya digunakan untuk wudhu juga.
Supaya hemat, jama’ah bawa botol berlubang yang bisa mengalirkan air dikit demi sedikit.
Itu baru tempat wudhu. Pilu rasanya, melihat bagian dalam masjid ini.
Pojok mimbar tidak ditutupi plafon, sehingga sajadah Imam sering basah kena cipratan air hujan. Diikuti dengan rayap yang menggerogoti kusen dan kaca pecah yang diganti dengan triplek tipis,dinding-dinding masjid dan pondasi yang sudah terbelah retak dan warga patungan membangun tiang pondasi agar dapat menopang atap masjid tidak ambruk.
Padahal jumlah mualaf di desa ini bertambah. Mereka butuh ruang untuk beribadah seluas-luasnya, namun beberapa jama’ah harus bergantian. Semua diterima dengan pasti, karena mereka meyakini bahwa semua takdir itu baik.
SahabatMuslim, mari kita lanjutkan jejak almarhum Hj Gunawan Issu selaku tokoh yang mendirikan masjid-masjid di NTT. Dengan begitu, kita akan turut serta dalam amalan jariyah pembentuk rumah di Surga.
Sedekah Jariyah: Bangun Masjid Layak di Pedalaman Timor
terkumpul dari target Rp 661.772.000