Masjid Tua di Dekat Labuan Bajo Butuh Bantuan
terkumpul dari target Rp 325.000.000
"Sebagai petani kecil, penghasilan 100 ribu-500 ribu per bulan, tak ada harta yang bisa kami wariskan untuk anak-anak kami. Tapi, andaikan boleh, kami ingin meninggalkan satu hal yang lebih berharga dari harta: masjid tua kami."
Seperti itulah harapan warga Kampung Lempe, sebuah dusun yang berjarak sekitar 80 kilometer dari Labuan Bajo, Flores, NTT. Semangat beragama yang tinggi, turun-temurun terwariskan dari generasi ke generasi, di masjid pelosok mereka: Al Munawarah.
Shalat berjamaah, pengajian Al Quran, kultum bakda subuh, hingga peringatan hari besar Islam, rutin mereka lakukan di Masjid Al Munawarah. Sayang beribu sayang, motivasi tinggi dalam berislam itu, kini terbentur kondisi masjid yang makin memprihatinkan.
Masjid berukuran 7x8 m2 itu perlu perbaikan. Lantainya sudah terkelupas, tiang kayu keropos, atap sengnya bocor, dan daun jendela yang pecah pun hanya bisa digantikan dengan jeruji kayu.
Wajar memang, karena kalau dihitung sejak masjid berdiri, usianya mencapai 53 tahun. Memang sempat ada perombakan pada 2002, namun warga yang berjumlah 42 KK itu hanya bisa membangun seadanya. Akhirnya, hari ini masjid kembali rusak.
Kesedihan membayangi para orang tua di Kampung Lempe. "Apakah masjid ini bisa terus berdiri menemani anak-anak kami tumbuh dalam Islam?"
Kalau memaksakan ke masjid tetangga pun sulit, karena harus jalan kaki 4 kilometer. Anak-anak dan lansia tentu kesulitan. Jika dibiarkan seperti sekarang, masjid pelosok ini bisa hancur total. Tak ada lagi sarana ibadah di Kampung Lempe.
Masjid Tua di Dekat Labuan Bajo Butuh Bantuan
terkumpul dari target Rp 325.000.000