Masjid Tak Berdinding, Shalat Terciprat Hujan
terkumpul dari target Rp 350.000.000
Masjid Nurul Babussalam menjadi andalan 70 KK muslim di Poringan untuk shalat berjamaah dan mengaji. Namun, sudah 5 tahun ini masjid terbengkalai.
Awalnya, kerusakan masjid menggerakkan warga untuk merenovasi. Sayangnya, dana habis di tengah jalan, sehingga pembangunan mangkrak.
Alhasil, warga yang mayoritas petani ini terpaksa shalat di masjid yang belum selesai. Tak ada dinding sempurna yang menutupi bangunan.
Kalau hujan, air masuk ke dalam hingga menciprati jamaah yang sedang shalat. Kayu-kayu di beberapa titik pun mulai lapuk, akibat terkena hujan dan lembab.
Shalat ke masjid lain pun sulit, karena tak seperti di perkotaan, di Poringan sana, masjid terdekat berjarak 7 kilometer. Akses jalannya tanah merah yang licin saat hujan. Belum lagi harus melewati hutan, yang bisa saja ada gangguan hewan liar saat melewatinya.
Akhirnya, muslim Poringan menghibur diri dengan tetap shalat di masjid yang belum rampung. Di kala panen, mereka mengumpulkan uang untuk biaya melanjutkan pembangunan. Entah kapan saat itu tiba, mereka tetap berusaha dan berdoa di Masjid Nurul Babussalam.
Masya Allah, belum jadi saja sudah semakmur ini jamaahnya, apalagi kalau sudah jadi, ya. Yuk, bantu warga Poringan di Luwu, Sulawesi Selatan, merampungkan masjid satu-satunya di kampung mereka.
Insya Allah, pahala jariyah dari ibadah orang-orang penuh semangat ini akan mengalir juga untuk kita yang bantu mewujudkan masjidnya.
"Mendermakan harta untuk pembangunan masjid atau patungan dalam membangun masjid, termasuk sedekah jariyah. Bagi mereka yang mendermakan dan meniatkan untuk tujuan bangun masjid, bila tulus ikhlas niat Anda, maka ini termasuk perbuatan yang mulia." (Fatwa Lajnah Daimah: 6/237)
Masjid Tak Berdinding, Shalat Terciprat Hujan
terkumpul dari target Rp 350.000.000