Santri Pedalaman Sumbawa Rindukan Belajar
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Santri Pedalaman Sumbawa Rindukan Belajar Tanpa Kepanasan dan Kehujanan
“Saya ingin sekali belajar dan solat di kelas yang layak, tanpa kepanasan dan kehujanan,”
Miris sekaligus prihatin, menyaksikan anak-anak Pondok Pesantren di daerah pelosok Sumbawa sedang menuntut ilmu agama dan beribadah di tempat yang jauh dari layak.
Ponpes Khairu Ummah ini letaknya berada di Desa Jorok, Kampung Utan, Sumbawa Besar, NTB. Ponpes berdiri sejak tahun 2016, dihuni oleh 60-an santri yang mayoritas anak yatim dan anak putus sekolah.
“Kebanyakan dari mereka menjadi korban perceraian, ada juga anak yang ditinggal pergi orang tuanya yang jadi TKW atau TKI. Jadi anak-anak santri disini kurang mendapat perhatian, sehingga mau gak mau mereka juga harus kerja sebagai tulang punggung keluarga,” ungkap Bu Dewi, tenaga pengajar Ponpes.
Melihat kondisi tersebut, pihak Ponpes memutuskan untuk memprioritaskan anak-anak kurang beruntung itu sebagai anak didik. Namun mereka menuntut ilmu dengan segala keterbatasannya.
Bangunan ruang belajar dan beribadah mereka kondisinya sangat jauh dari layak. Tak ada sekat tembok yang bisa melindungi mereka dari angin, panas dan hujan. Mereka belajar dan beribadah beralaskan tanah. Saat hujan tiba, kegiatan belajar kerap terhenti lantaran cipratan air hujan kerap memasuki ruangan dan menimbulkan becek.
Bahkan untuk mengajar saja, para guru hanya bisa memanfaatkan keramik yang disulap menjadi ‘papan tulis’.
“Saya sebagai guru dari anak-anak yang kurang beruntung ini, harus terus memotivasi mereka untuk jangan putus sekolah. Walaupun kita belajar dan menimba ilmu agama ditempat yang seadanya,” tutur Bu Dewi.
Ahmad, salah seorang anak didik Ponpes Khairu Ummah juga memiliki harapan untuk bisa menimba ilmu seperti anak normal seusianya. Tak mudah memang bagi Ahmad yang belajar juga harus bekerja di ladang untuk membantu menafkahi diri dan keluarganya.
“Saya ingin sekali belajar dan solat di kelas yang layak, tanpa kepanasan dan kehujanan,” harap Ahmad.
Keterbatasan tidak menghalangi mereka menentukan masa depan. Mari sobat, wujudkan mimpi anak-anak pelosok Sumbawa miliki masjid dan bangunan kelas yang jauh lebih baik.
Santri Pedalaman Sumbawa Rindukan Belajar
terkumpul dari target Rp 100.000.000