Terbuat dari papan kayu, setiap inci Masjid Boccoe seolah jadi sumber makanan yang lezat bagi ribuan rayap. Bahkan, sarang rayap yang cukup besar menggantung di atap. Kayu-kayu makin keropos, membuat masjid goyah.

"Sebenarnya, masjid yang dibangun tahun '80-an ini pernah roboh, Nak. Sempat dibangun lagi pada 2001, dan sekarang sudah mau roboh lagi," tutur Pak Burhan, imam masjid.

Sungguh pilu, mimpi buruk yang pernah mereka alami dulu, ada kemungkinan terulang lagi. Padahal trauma menyaksikan masjid roboh dulu pun belum hilang.

Lihat sendiri kerusakan masjid ini. Tak hanya keropos, lantainya pun banyak yang retak hancur. Atapnya bocor, dindingnya lapuk dimakan cuaca dan rayap.

"Air hujan bebas menerobos masuk dari lubang-lubang, dan saat angin kencang, atap terasa bergoyang," tambah Pak Burhan.

Secara kasat mata pun, Masjid Boccoe jauh dari kata layak. Di perkotaan, bisa saja bangunan semacam ini tak akan terpakai.

Namun, kondisi ekonomi warga Boccoe jauh dari sejahtera. Kampungnya saja sangat terpencil, melewati perkebunan tebu yang sangat luas. Bisa-bisa tersasar kalau belum kenal medan.

"Saat ini kami tidak berani shalat di masjid, Nak, karena waswas kejatuhan kayu dari atas," ungkap Pak Burhan lagi.

Akibatnya, warga terpaksa shalat di rumah masing-masing. Untuk Jumatan atau tarawih, sebagian beralih ke masjid kampung tetangga.

Jarak tempuhnya 1-2 jam, melewati perkebunan dan sawah. Sungguh bukan jalur ideal untuk jamaah lansia dan anak-anak.

Hingga kini, belum pernah ada bantuan untuk membangun masjid baru. Namun, warga tidak berdiam diri. Mereka ikhtiar mengumpulkan iuran, dari pendapatan hasil kebun.

Sayangnya, patungan mereka baru bisa menghasilkan fondasi masjid belaka.

Sobat Masjid, kalian adalah saksi hidup, betapa besarnya dampak dari penggabungan kekuatan. Dari hasil patungan kalian, sudah ratusan masjid terbangun.

Di setiap masjid itu, mengalir pahala jariyah atas nama kalian, karena itulah sabda Nabi bagi para pembangun masjid.

Yuk, patungan lagi untuk bangun masjid kokoh Boccoe di Libureng, Bone, Sulawesi Selatan.