Sedekah Jariyah Infaq Bangun Masjid Pelosok
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Tamu yang dinanti-nanti, Ramadhan yang mulia, hampir tiba. Terbayang masjid-masjid yang penuh dengan hamba-hamba Allah. Suka-cita menanti adzan Magrib untuk buka puasa bersama, dan kekhusyukan shalat tarawih di bawah naungan masjid yang nyaman.
Tetapi tunggu dulu, benarkah semua umat Islam merasakan kebahagiaan yang sama?
Bahagianya, benar, namun untuk saudara kita di pelosok, kebahagiaan itu belum paripurna.
Ketimpangan ekonomi di perkotaan dan perkampungan berimbas kepada minimnya fasilitas ibadah.
Selama 11 tahun berdiri, Masjid Nusantara menemukan fakta pahit: keberadaan masjid di wilayah pelosok belum merata.
Tidak Ada Masjid Sama Sekali
Di beberapa kampung muslim/mualaf, belum ada masjid untuk warga shalat berjamaah. Padahal, masjid adalah identitas umat Islam. Bahkan untuk para mualaf, kehadiran masjid lebih penting lagi. Inilah tempat mereka memperdalam Islam yang baru mereka anut, sekaligus bertemu saudara muslim lain yang menguatkan.
Salah satu potret kampung muslim tanpa masjid ini ada di Toroguso, sebuah dusun di wilayah terpencil Konawe Utara.
Ikhtiar membangun masjid terhenti karena warga kehabisan dana. Hanya tersisa kerangka kayu yang menegaskan pernah ada niat mulia mereka membangun rumah Allah.
Akhirnya, warga shalat berjamaah dari rumah ke rumah. Namun yang lebih memilukan, jika tiba waktunya shalat Jumat, para pria ini–baik tua maupun muda–harus menaiki perahu selama berjma-jam, menuju masjid terdekat di daratan seberang.
Subhanallah, untuk shalat berjamaah saja, mereka harus menempuh bahaya menerjang ombak lautan. Tentu akan sangat membahagiakan dan menenangkan, jika ada masjid sendiri di kampung mereka.
Mari tunjukkan, bahwa masjid ini milik umat Islam tanpa terkecuali, tak memandang di mana mereka tinggal.
Semoga sedekahmu ini menjadi amal jariyah yang akan terus mengalir pahalanya untuk bekal hari penghisaban kita kelak.
Sedekah Jariyah Infaq Bangun Masjid Pelosok
terkumpul dari target Rp 100.000.000