Menjadi muslim minoritas tentu bukan hal yang mudah. Terlebih jika tidak memiliki tempat ibadah yang layak. Butuh usaha keras untuk tetap istiqomah, apalagi hidup diapit oleh kampung-kampung nonmuslim.

Di pelosok Flores, NTT terdapat kampung mualaf Sadang. Jaraknya yang jauh dari pusat kota sekitar 120 Km, membuat warga Kampung Sadang belum memiliki listrik dan hanya bergantung pada tenaga surya. Selain itu, untuk beribadah pun seadanya.

Mushola Al-Aqsa menjadi satu-satunya tempat ibadah bagi 36 orang mualaf. Sayangnya kondisi mushola sangat tidak layak karena dinding yang terbuat dari bambu sudah lapuk, begitu pula dengan tiang-tiang penyangganya. Mata pencaharian warga Kampung Sadang hanya sebagai petani sawah. Oleh karena itu, belum pernah ada perbaikan mushola. 

Shalat di masjid lain pun bukan menjadi pilihan karena warga harus menempuh jarak sekitar 20 Km. Tentunya akan menyulitkan warga lansia dan anak-anak.

Sobat, yuk bantu wujudkan masjid kokoh untuk mualaf Kampung Sadang. Insya Allah kelak masjid ini bukan hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga tempat dai mensyiarkan agama Islam, baik untuk menguatkan para mualaf juga untuk mengetuk hati mereka yang merindukan Islam.