Berjuang Hidup Sendirian di Pelosok Sawah
terkumpul dari target Rp 20.000.000
Tinggal sendiri setelah ditinggal oleh suaminya yang meninggal, bu Sarnih kini meneruskan hidup dengan berjuang mencari nafkah dengan berjualan kecil – kecilan di rumah. Bu Sarnih tinggal di rumah tuanya yang sudah rapuh.
“Kalau hujan rumah ibu suka bocor terus setiap malam dingin sekali karena nangis masuk dari bilik yang bolong”
Hasil dari berjualan pun tidak menentu, kadang sering sekali tidak ada yang membeli dan tidak mendapatkan uang sepeser pun. Bu sarni tinggal diantara pesawahan yang jauh dari tempat tinggal warga lainnya. Untuk mengisi perut, bu Sarni hanya makan nasi dan kerupuk saja atau jika ada sedkit uang ia belikan gorengan untuk menemani makannya.
Warung yang ia buka pun memang sangat alakadarnya bahkan bisa disebut tidak layak karena hanya mejual seadanya saja. Namun, bu Sarnih tidak bisa berbuat banyak karena untuk makan saja beliau kesulitan apalagi untuk modal tambahan warungnya. Bu Sarnih ingin sekali menyediakan sembako untuk di jual di warung kecilnya itu, karena hasilnya akan lebih untung dan bisa mencukupi kebutuhan bu Sarni untuk makan sehari –hari.
“mau jualan sembako biar lebih laku, Cuma sekarang ga mampu modalnya”
Berjuang Hidup Sendirian di Pelosok Sawah
terkumpul dari target Rp 20.000.000