Dengan penyakit kejang yang sering kambuh,

Mak Sari (68) tetap memaksakan dirinya untuk berjualan Opak (Sejenis kerupuk) keliling. Penyakit kejang yang diderita oleh Mak Sari berawal pada saat beliau ditinggalkan pergi dan diceraikan oleh suaminya yang sudah tidak mau lagi hidup berdampingan bersama Mak.

 

Demi bertahan hidup, Mak harus berjuang seorang diri dengan berjualan opak keliling. Opak yang dijual diproduksi juga oleh Mak Sari sendiri. Setiap hari tanpa mengenal lelah Mak tetap semangat memproduksi dan menjualkan opak.

“Mak setiap hari bikin opak untuk dijual nak, tapi sekarang sering sepi pembeli karena orang yang mau beli suka jijik kalau lihat badan Mak yang ada luka bakarnya.”

 

Diungkapkan sendiri oleh Mak, saat ini dagangan Mak seringkali tidak laku karena pelanggan enggan membeli opak buatan Mak Sari karena merasa jijik melihat tubuh Mak yang memiliki luka bakar. Luka bakar tersebut disebabkan oleh kambuhnya penyakit kejang Mak pada saat memasak opak. Tubuh mak bergetar hebat dan tidak sadarkan diri sehingga masuk kedalam tungku api yang sedang menyala.

Dalam sehari, keuntungan yang didapatkan oleh Mak dari hasil berjualan keliling hanyalah 15-20 ribu saja. Keuntungan yang didapat Mak belikan obat salep untuk luka bakarnya, dan sebungkus nasi yang dibeli di warung nasi.

 

“Kepaksa cuman bisa makan sama nasi aja, karena Mak harus beli obat salep setiap hari ke grosir, itu juga sering ngutang sama pemilik grosirnya.”

 

#TemanBerbagi, mengingat Mak yang sudah lanjut usia dan harus menghadapi kenyataan yang berat, Mak tetap bertahan menghadapi itu semua. Jika diberi modal, Mak mengungkapkan bahwa dirinya ingin sekali mengembangkan usaha opak di rumahnya agar Mak tidak perlu berkeliling lagi dan Mak bisa mendapatkan keuntungan yang lebih layak agar dirinya bisa makan dengan baik serta bisa mengobati luka bakar yang ada di tubuh mak. Yuk bantu Mak Sari mendapatkan kebahagiaannya!!