Cucu Merawat Nenek Lumpuh dan Pikun, Makan Dari Sayur Sisa Di Ladang
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Di bawah atap rumah yang hampir runtuh, terbaring seorang lansia jompo yang sangat rentan, Mak Nasih. Ia tak mampu berjalan, bahkan duduk pun sulit baginya. Pikun telah menghampirinya, bahkan bicaranya pun tak lagi bisa dipahami.
"Saat ini, ia hanya bisa terlentang seperti seorang bayi," ungkap cucunya, Bu Ai, yang dengan penuh kasih merawatnya. Dengan segala keterbatasan yang dimilikinya, baik dari segi kesehatan maupun ekonomi, tidak ada alasan bagi Bu Ai untuk tidak menjaganya.
Ruangannya sempit, berukuran hanya 4x5 meter, lembap, dan gelap. Kamar mandinya hanya dibatasi oleh gorden lapuk yang semakin memperparah kelembapannya. Bahkan, tungku perapian berada tepat di samping tempat tidur Mak Nasih. Atapnya hampir roboh, dan jika tidak segera diperbaiki, rumah mereka akan terendam hujan, terlebih saat musim hujan tiba.
Kehidupan mereka sungguh memprihatinkan. Bu Ai dan suaminya adalah pemulung sayuran di kebun atau ladang, dengan penghasilan hanya sekitar 1000 rupiah per kilogram sayur yang mereka berhasil kumpulkan, dan itu pun jika ada pembeli.
Ketika mereka pergi bekerja, Mak Nasih seringkali dititipkan di rumah tetangga. Untungnya, sang nenek sangat pengertian, walaupun dalam kondisi pikun, ia tak banyak membuat masalah saat dititipkan pada orang lain.
Mereka biasanya mengumpulkan sayuran yang ditinggalkan saat panen berakhir, karena tak memenuhi standar kualitas atau ditinggalkan oleh para petani. Kualitas sayuran ini biasanya kurang baik, sehingga harganya sangat rendah.
Namun, tidak setiap hari ada peluang bekerja. Oleh karena itu, Bu Ai dan suaminya juga pergi ke hutan untuk mencari tumbuhan, sayuran, jamur, atau buah yang bisa mereka jual. Meskipun pendapatan mereka tidak stabil dan sering kali tidak mencukupi, namun mereka masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar, terutama untuk makan.
Bu Ai bermimpi ingin memiliki usaha kecil di rumah mereka sendiri agar tidak perlu lagi menitipkan sang nenek saat mereka pergi bekerja. Ia berharap agar keluarganya bisa hidup dengan lebih nyaman dan layak, dan tak perlu lagi merasa kesulitan ekonomi.
"Hoyong gaduh wawarungan alit heula ayeuna mah pikeun gaduh rezeki mah, janten emak teu ditinggal tinggalkeun damel ku abi, nya mudah-mudahan kapayun na upami gaduh rejeki mah saalit-saalit tiasa ngalereskeun bumi nyalira," begitu isi hati Bu Ai.
Teman baik, yuk bantu wujudkan harapan Bu Ai untuk memiliki warung di rumah agar bisa merawat Mak Nasih di rumah. Donasi yang kalian berikan akan sangat membantu masa depan dan kelayakan hidup mereka.
Cucu Merawat Nenek Lumpuh dan Pikun, Makan Dari Sayur Sisa Di Ladang
terkumpul dari target Rp 50.000.000