Sejak kecil Mak Jumirah (65) harus merasakan kehidupan pahit. Selain ditinggalkan kedua orang tua, Mak Jumirah juga mengidap penyakit Vitiligo yang membuat hampir seluruh warna kulitnya memudar.

Disaat teman dan tetangganya riuh dikelilingi anak cucu dan berbagi cerita bersama keluarga, Mak Jumirah hanya bisa merenung seorang diri, karena Mak Jumirah tidak pernah menikah. Beliau harus tinggal sendiri di gubuk usang, lapuk, dan atapnya sudah banyak bocor.

Kondisi penyakit yang dideritanya membuat Mak jumirah tidak pernah sekolah. Bahkan Mak Jumirah sering merasa minder saat bertemu orang-orang.

"Seueur tatanggi nu gareuleuh ka emak pedah rupa emak jiga kieu, rek nu kolot rek budak." (Banyak tetangga jijik sama emak karena muka emak kaya gini. mau yang tua ataupun anak kecil)

Meski demikian masih ada tetangga memiliki rasa empati pada Mak Jumirah, namun beliau tidak mengandalkan belas kasihan tetangga. Untuk makan sehari-hari Mak Jumirah melakukan pekerjaan mulai dari bersih-bersih rumah, disuruh ke warung, sampai mencari kayu bakar untuk dijual.

"Emak mah naon wae oge digawean. Aya nu miwarang nyeuseuh, beberes naon weh asal aya jang tuang, mun teu aya nu miwarang mah emak neang suluh weh jang dijual." (Emak mah apa aja dikerjain. Ada yang nyuruh nyuci baju, bersih-bersih, apa ajalah, asal ada buat makan, tapi kalau ga ada yang nyuruh nyuci emak nyari kayu bakar untuk dijual).

Mak Jumirah berharap semoga rumahnya bisa diperbaiki agar lebih aman dan nyaman, serta ingin punya warung agar punya penghasilan lebih baik.

Insan Baik, yuk temani Mak Jumirah bisa perbaiki rumah dan punya modal untuk usaha!

Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk renovasi rumah dan modal usaha Mak Jumirah. Jika terdapat kelebihan donasi akan digunakan untuk penerima manfaat dan keberlangsungan program sosial kemanusiaan lainnya di bawah naungan dan pendampingan Yayasan Amal Baik Insani.