Di tengah gemuruh kehidupan perkotaan, terdapat seorang pejuang tak kenal lelah yang bertahan di jalanan dengan semangat yang membara. Namanya adalah Mak Jua, seorang lansia penuh kekuatan di usia 84 tahun. Meski tangan-tangannya telah bergetar akibat usia yang menjalar, semangatnya untuk bertahan hidup masih membara.

Setiap hari, Mak Jua mengemban misi mulianya dengan penuh tekad. Dengan senyum di bibirnya, dia membuat dan menjual sapulidi keliling, dengan harga yang terjangkau bagi siapa pun yang melintasinya, hanya seharga 5 ribu rupiah. Namun, dibalik senyumnya, terdapat cerita pahit tentang perjuangan hidup yang dia jalani.

Di balik kedoknya yang tegar, Mak Jua sebenarnya terusik oleh kesulitan dan keterbatasan. Dia tidak hanya berjuang melawan usia yang telah mencengkeramnya, tetapi juga melawan arus keuangan yang keras dan tak terduga. Kebutuhan sehari-hari terasa begitu berat, dan di tengah-tengah kepenatan itu, ada harapan sederhana yang terus memancar di benaknya: memiliki modal usaha untuk membuka warung kecil-kecilan.

Warung itu bukan hanya mimpi, melainkan sebuah oasis di padang gersang kehidupannya. Di sana, dia bermimpi bisa menemukan stabilitas finansial yang lama dia idamkan. Melalui warung itu, dia berharap bisa makan dengan layak setiap harinya, tanpa harus merasa tercekik oleh kebutuhan yang tak kunjung terpenuhi.

Namun, impian itu masih jauh dari genggaman. Setiap hari, Mak Jua tetap melangkah dengan tekad yang teguh, menjajakan sapulidi di jalanan sambil memancarkan cahaya kehidupan yang tak pernah padam. Dia adalah gambaran nyata dari kegigihan dan keteguhan hati, tetapi di balik itu semua, dia adalah manusia dengan impian yang sederhana: hidup dengan martabat di hari tuanya.

Mari bergandengan tangan dan membantu Mak Jua merealisasikan impian sederhananya. Setiap sumbangan yang diberikan tidak hanya berarti uang, tetapi juga harapan dan semangat bagi Mak Jua untuk terus berjuang. Bersama-sama, kita bisa membuat perbedaan yang nyata dalam hidupnya.