Mak Isah, seorang penjual sayur keliling yang saat ini sudah berusia 79 tahun. Walau usianya yang saat ini sudah tidak muda lagi, Mak Isah tetap berjuang seorang diri untuk bisa terus melanjutkan hidup.

Setiap hari Mak berjalan kaki keliling kampung untuk menjajakan dagangan sayurnya kepada warga masyarakat disana. Ironinya, sayur yang Mak jual seringkali tidak laku sehingga Mak Isah tidak membawa keuntungan sepeserpun ketika pulang ke rumahnya.

“Gimana lagi nak, yang penting udah berusaha, rezeki pasti sudah diatur oleh Allah.” Ucap Mak Isah dengan raut lelah.

Di usianya yang sudah menginjak 79 tahun sudah dipastikan bahwa kondisi tubuhnya kini semakin melemah. Saat berjualan pun terkadang Mak Isah ikut istirahat di teras rumah orang lain bahkan terkadang sampai tertidur pulas saking lelahnya berjualan.

Pernah suatu saat ketika Mak Isah sedang istirahat dan tertidur di teras rumah orang lain, ada orang tak bertanggungjawab mengambil beberapa sayur dagangan Mak. Hal ini membuat Mak harus menombok mengganti kerugian barang dagangan yang hilang kepada sang pemilik sayur. Sampai saat ini juga sayur yang didagangkan oleh Mak Isah bukanlah miliknya sendiri namun milik orang lain sehingga setiap harinya Mak harus setor hasil jualannya kepada si pemilik tersebut.

“Dapet 10 ribu aja biasanya nak, cuman bisa dibelikan beras aja uangnya.”

Seperti yang diungkapkan oleh Mak Isah, dalam sehari biasanya Mak hanya mendapatkan 10 ribu rupiah saja dari hasil jualan sayurnya tersebut. Biasanya uang 10 ribu tersebut Mak belikan beras saja untuk kebutuhan makannya.

#TemanBerbagi, berjuang seorang diri di usianya ang sudah menginjak 79 tahun bukanlah hal yang mudah. Namun Mak tetap berjuang untuk tetap hidup di rumah gubuk kecilnya tersebut dengan semangat dan penuh ke-ikhlasan. Jika ada modal, Mak ingin sekali bisa berjualan sayur miliknya sendiri agar keuntungan yang didapat bisa lebih layak bagi Mak sendiri. Yuk bantu wujudkan mimpi usaha sayur Mak Isah dan para lansia pejuang nafkah lainnya