Bantu Mak Awat dan Cucunya Menuju Pendidikan yang Lebih
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Mak Awat (70 tahun) harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di usia yang tidak lagi muda. Meskipun usianya sudah lanjut, tekadnya sangat besar, sehingga ia menjalani pekerjaan apa pun dengan penuh semangat.
Pekerjaan utamanya adalah mengumpulkan kayu-kayu kecil dan bekas untuk dijual sebagai kayu bakar. Meskipun penghasilannya tidak menentu, ia tetap berusaha dengan gigih, meski era penggunaan kayu bakar sudah semakin berkurang.
Harga satu ikat besar kayu bakar hanya sekitar 15-25 ribu rupiah, namun usaha yang dilakukannya untuk mengumpulkannya sangatlah berat. Mak Awat harus mencari kayu-kayu kecil di hutan dan membawanya pulang di atas punggungnya.
Semua ini dijalani oleh Mak Awat tanpa banyak mengeluh, meskipun ia juga harus merawat cucu yang dititipkan oleh anaknya. Anaknya, karena kesulitan ekonomi, terpaksa menitipkan cucunya pada Mak Awat agar sang anak bisa mencari pekerjaan.
Karena kekurangan ekonomi, cucu Mak Awat bahkan terpaksa harus putus sekolah. Padahal, biaya seragam, buku, dan ongkos sekolah juga dibutuhkan. Bahkan untuk makan pun seringkali Mak Awat harus berpuasa menahan lapar karena tidak memiliki makanan.
Mak Awat berharap agar cucunya bisa melanjutkan sekolahnya kembali, terutama cucunya yang seharusnya berada di bangku SMA. Selain itu, ia juga bermimpi memiliki penghasilan yang lebih konsisten setiap harinya atau setidaknya penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.
Bantuan sekecil apapun akan sangat berharga bagi Mak Awat dan cucunya.
Bantu Mak Awat dan Cucunya Menuju Pendidikan yang Lebih
terkumpul dari target Rp 50.000.000