Jual Kopi Keliling, Mak Ade Sering Tahan Lapar dan Sakit
terkumpul dari target Rp 100.000.000
“Ada yang bilang saya seperti monster. Satu persatu orang menjauhi saya karena takut tertular. Saya hanya bisa nangis dan berdoa, semoga segera diberi kesembuhan.”
Sejak kecil Mak Ade (53) mengidap penyakit Neurofibromatosis, di mana tubuhnya dipenuhi benjolan sebesar anggur dan semakin besar akibat tumor yang juga sudah bersarang dan menjalar. Kedua orang tua Mak Ade dulu hanya kuli serabutan sehingga tidak mampu membawa Mak Ade berobat.
Mak Ade pernah menikah, namun hanya bertahan 1 tahun karena suaminya meninggalkan Mak Ade begitu saja tanpa kabar hingga saat ini. Kini Mak Ade tinggal sendiri di rumah petak ukuran 3x4 meter, hampir tanpa perabot dan dengan kondisi sangat memprihatinkan.
Untuk bertahan hidup, Mak Ade jualan kopi keliling. Meski sudah mati-matian seharian mencari pembeli, tetap saja jarang ada yang beli. Bahkan seringnya batal membeli karena melihat kondisi fisik Mak Ade.
"Banyak orang yang takut lihat muka dan badan saya. Jadi jarang orang mau mendekat, bahkan sering orang ngeliat saya dengan pandangan jijik," cerita Mak Ade.
Mak Ade sering jualan dalam keadaan lapar karena tak ada sedikit pun makanan di rumah. Kadang terpaksa berhenti sejenak di pinggir jalan karena pusing dan matanya berkunang-kunang, ditambah harus menahan rasa sakit penyakitnya.
Insan Baik, hidup seorang diri dengan penyakit ganas tentu sangat menyiksa Mak Ade. Di sisi lain Mak Ade tak bisa berbuat banyak karena kendala biaya yang dihadapi. Yuk temani Mak Ade jalani pengobatan!
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk biaya pengobatan dan kebutuhan pokok Mak Ade. Jika terdapat kelebihan dana akan digunakan untuk implementasi program dan penerima manfaat lainnya, serta pengadaan mobil ambulans gratis di bawah naungan dan pendampingan Yayasan Amal Baik Insani.
Jual Kopi Keliling, Mak Ade Sering Tahan Lapar dan Sakit
terkumpul dari target Rp 100.000.000