Nenek 75 Tahun Berjuang Demi 10 Ribu
terkumpul dari target Rp 20.000.000
Berjuang seorang diri untuk menghidupi sang cucu, Mak Acah (75) setiap hari berkeliling menjual gula aren dan daun teh. Gula dan teh yang Mak jual bukanlah miliknya sendiri, melainkan milik orang lain. Tak hanya itu, Mak Acah juga menjual buah nangka jika musim nangka sudah tiba.
Saat ini, Mak Acah tinggal berdua bersama cucunya yang masih sekolah. Diketahui juga orangtua dari cucunya tersebut pergi bekerja sebagai kuli bangunan yang sudah dua bulan ini tak kunjung pulang. Mau tak mau, Mak Acah harus pula mengurus dan menanggung kebutuhan hidup cucunya tersebut.
“Iya ini cucu Mak, tinggal bareng Mak karena orangtuanya kerja, tapi udah dua bulan ini gak pulang-pulang.”
Dalam sehari Mak Acah hanya mendapatkan keuntungan sebesar 15 ribu rupiah saja. Dari keuntungan tersebut Mak hanya bisa membeli beras dan garam. Ya, setiap hari Mak Acah dan cucunya hanya makan nasi yang ditaburi garam saja. Walaupun hanya itu yang mampu, Mak bersyukur dirinya dan cucunya masih bisa makan.
Setiap hari dari pagi sampai sore Mak berkeliling jalan kaki menjual barang dagangannya. Hujan dan panas matahari sering Mak lalui dengan tubuhnya yang sudah renta itu. Dengan aktifitas jualan keliling tersebut, Mak mengeluh karena kakinya sering kesakitan, tak jarang pula Mak beristirahat duduk di pinggir jalan bahkan beberapa kali sampai tertidur.
“Badan dan kaki Mak udah ga sekuat dulu, sekarang sering sakit-sakitan. Tapi kalau Mak gak jualan Mak dan cucu Mak ga bisa makan.”
#TemanBerbagi, demi berjuang hidup Mak Acah tidak mempedulikan tubuhnya yang saat ini sudah renta dan lemah. Jika ada modal, Mak ingin sekali membuka warung di rumahnya agar dirinya tidak perlu lagi berjualan keliling dan bisa mendapatkan penghasilan yang lebih layak lagi. Oleh karena itu, yuk kita bareng-bareng bantu perjuangan Mak Acah meraih warung impiannya!!
Nenek 75 Tahun Berjuang Demi 10 Ribu
terkumpul dari target Rp 20.000.000