URGENT MADRASAH PENYANDANG DISABILITAS TERANCAM AMBRUK
terkumpul dari target Rp 150.000.000
Siapa yang tidak mau mendapatkan pahala jariyah terus mengalir ketika sudah meninggal ? sesuai yang tercantum dalam Hadist Rasulullah Shalallaju ‘Alaihi Wassalam berikut ini:
“Apabila manusia meninggal dunia, maka terputus amalnya kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR Muslim 3084)
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثَةٍ : إِلا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Bangunan Madrasah Disabilitas ini akan menjadi saksi amal baik dari Sedekah yang telah sahabatKU berikan semua, Insya Allah dapat mengalirkan pahala sehingga menjadi bekal di Akhirat kelak.
Madrasah Nurul Hikmah terletak di daerah Cikalong wetan, merupakan Madrasah yang luar biasanya dikelola oleh para penyandang disabilitas yang tergabung dalam Viking Disabilitas, yakni salah satu komunitas supporter sepakbola Club kebanggaan Jawa barat yakni PERSIB Bandung.
Setiap harinya, selain digunakan sebagai tempat mengaji sekitar 70 Santri dari usia 4 s/d 13 tahun yang berasal dari anak-anak sekitar, Madrasah tersebut setiap minggunya digunakan sebagai tempat mengaji para anggota dan simpatisan yang mendukung PERSIB Bandung, khususnya yang memiliki para penyandang disabilitas seperti Kang Anton yang merupakan Koordinator dari Viking Disabilitas, Ustadz Tajudin (45 tahun), Ustadz Sunardi (35 tahun) yang kedua nya adalah anggota Viking Difabel dan Ustadz Yadi yang merupakan Pembina dari Madrasah Nurul Hikmah.
Meski kegiatan keagamaan di madrasah tersebut cukup makmur, kondisi madrasah Nurul Hikmah amat sangat memperihatinkan. Kondisi bangunan lama yang semi permanen, dinding terbuat dari bata yang sudah keropos terkelupas, dan yang paling parah, bagian langit-langit dari madrasah tersebut sudah jebol. Bahkan, di beberapa sisi genteng mengalami kebocoran jika musim penghujan tiba.
Bahkan, agar atapnya tidak ambruk, langit-langit madrasah ditopang menggunakan balok kayu yang sudah cukup rapuh.
Sehingga, tidak jarang jika hujan lebat apalagi disertai angin kencang, kegiatan belajar mengaji sering diliburkan, karena dikhawatirkan atap Madrasah ambruk dan menimpa para Santri beserta guru yang sedang mengaji.
Ustadz Sunardi dan Ustadz Tajudin yang juga penyandang disabilitas, sudah 1 tahun mengajar di Madrasah Nurul Hikmah tanpa dibayar sepeserpun. Padahal, selain kondisi tubuhnya yang tidak sempurna juga kondisi perekonomiannya yang serba kekurangan. Namun, mereka tetap bersyukur masih diberikan kemampuan untuk dapat mengajar dan menjadi motivasi bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya.
“Kekurangan saya kan di kaki, bukan di bibir, jadi bisa digunakan untuk mengajar. Meski kondisi ekonomi saya serba kekurangan, namun saya ikhlas, ridho tidak dibayar Pak, karena dengan cara inilah saya mensyukuri pemberian Allah terhadap bagian tubuh saya yang sempurna. InsyaAllah rezeki itu Allah yang ngatur Pak”, ucap Ustadz Tajudin dengan tegas.
Ustadz Tajudin, memiliki cacat di bagian kaki sebelah kiri yang disebabkan kecelakaan lalu-lintas 3 tahun yang lalu saat bekerja. Saat ini, Ustadz Tajudin bekerja mengemas basreng (baso goreng), hasil produksi tetangganya.
Dari pekerjaannya tersebut, Ustadz Tajudin mendapatkan penghasilan 250 rupiah dari setiap basreng yang Ia kemas. Dalam sehari, Ia beserta Istrinya bisa mengemas paling banyak 100 bungkus basreng. Dari penghasilannya tersebutlah Ustadz Tajudin menafkahi istri dan ketiga anaknya.
Berbeda dengan Ustadz Tajudin, Ustadz Sunardi yang menyandang disabilitas sejak usia 5 tahun, bekerja membuka lapak emperan di pasar dengan berjualan aksesoris. Setiap hari, Ustadz Sunardi berjualan dari jam 4 shubuh hingga siang hari. Sorenya beliau gunakan untuk mengajar anak-anak mengaji di madrasah.
“Tulang kaki kanan saya bengkok. Tapi ya tetap saya syukuri. Saya masih bisa mengajar anak-anak juga bisa berdagang untuk menafkahi istri dan 4 anak saya. Yaa paling banyak sehari 30 ribu sampe 70 ribu, itu juga belum dipotong untuk modal”, ujar Ustadz Sunardi.
SahabatKU, sudah 1 tahun para santri belajar menuntut ilmu kepada para Ustadz penyandang disabilitas. “ya mudah-mudahan kelak santri-santri ini bisa mensyiarkan dakwah di kampung-kampung, bebaskan masyarakat yang masih belum bisa membaca Quran”, ujar Ustadz Tajudin.
Kontribusi SahabatKU dalam pembangunan Madrasah Nurul Hikmah ini, InsyaAllah akan melahirkan Ribuan pengajar Qur'an yang siap menyebar dalam misi program menghapus Indonesia Buta Aksara Qur'an.
Bangunan Madrasah ini akan menjadi saksi amal baik atas kontribusi SahabatKu yang sudah ikut mensedekahkan sebagian Hartanya setelah meninggal dunia nanti.
Cukup dengan minimal Rp 20.000, teman-teman sudah berkontribusi dalam mencetak guru ngaji dan Tahfidz Quran, yang terus mengalir sebagai pahala jariyah yang mengalir terus ketika sudah meninggal.
Insya Allah sedekah ini akan menjadi penyelamat SahabatKU di akhirat kelak sebagai pemberat amalan SahabatKU semua.
Disclaimer : Dana yang terkumpul akan digunakan untuk biaya renovasi Madrasah Nurul Hikmah, pengadaan Alqur’an serta Iqra di Madrasah Nurul Hikmah dan membantu pemberdayaan Guru Disabilitas Madrasah Nurul Hikmah. Jika terdapat kelebihan Dana, akan digunakan untuk pemberdayaan Disabilitas dan program lainnya yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
URGENT MADRASAH PENYANDANG DISABILITAS TERANCAM AMBRUK
terkumpul dari target Rp 150.000.000