Nenek Tunanetra Sebatang Kara, Menjajakan Opak Demi Bertahan Hidup
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Seorang nenek tampak kesulitan untuk berjalan di pelataran rumahnya, rumah panggung tua yang bisa roboh kapan saja peninggalan mendiang suami tercinta. Susah payah Ia berusaha menahan tampah di atas kepalanya agar tetap seimbang.
Ia segera menjemur tampah yang berisikan opak yang telah ia buat sebelumnya. Dengan susah payah ia kembali merayap berusaha kembali ke dalam rumahnya untuk mengambil sisa nampan lain. Tubuhnya terlihat limbung dan kakinya yang telah letih menopang tubuhnya tampak bergetar.
Terjatuh hingga tersungkur bahkan tak sadarkan diri pernah Nenek alami, namun tak ada pilihan lain bagi Nenek "kalau gak begini darimana Nenek bisa makan, Nenek gak bisa bergantung pada siapapun karena gak punya siapa- siapa selain diri sendiri dan yang Maha Kuasa" Ungkap Nenek penuh semangat.
Darsih (73) adalah nama nenek tua itu. Ia tinggal sebatangkara selama puluhan tahun sejak suaminya berpulang kepada Yang Kuasa. Ia tak mampu menikmati keindahan dunia akibat dari matanya yang tak mampu melihat sejak lahir. Kegelapan dalam hidupnya tak terlalu berat saat ia masih didampingi sang suami.
Namun sayang setelah suaminya tiada, ia yang tak sering meninggalkan tempatnya tinggal itu merasakan perubahan yang sangat drastis. Ia tak lagi memiliki teman berbagi pahit manisnya kehidupan. Ia juga tak dikaruniai seorangpun keturunan.
Nek Darsih selama ini berjuang sendiri untuk tetap hidup dengan menjual opak di rumahnya. Sisa nasi pemberian tetangga menjadi satu-satunya pengharapan yang selalu tunggu setiap harinya.
Sisa nasi pemberian itu akan ia olah menjadi opak untuk kemudian ia jual kembali agar ia bisa memenuhi kebutuhannya. Walaupun tak banyak hasil yang ia dapatkan, setidaknya ia masih bisa memperoleh sekitar 10 ribu rupiah jika semua hasil opak yang ia buat terjual.
Namun sayangnya, hal itu jarang terjadi. Belum lagi kenaikan harga yang terus menerus membuat Nek Darsih saat ini kesulitan mendapatkan bahan baku. Tentu saja hal ini sangat berpengaruh pada pendapatan Nek Darsih, hingga ia terkadang harus menahan lapar dan menunggu pemberian dari tetangga.
Nek Darsih sadar ia tak mungkin terus bergantung kepada pemberian orang lain. Namun untuk menjalankan usahanya dengan modal sendiri, ia tak tahu harus mencari pinjaman kepada siapa.
Karena dengan keadaannya ia tak mungkin bisa mendapatkan kepercayaan itu. Nek Darsih saat ini hanya bisa berharap akan ada keajaiban dalam kehidupannya. Ia berharap ada yang berkenan memberinya sedikit modal agar ia tetap bisa bertahan hidup dengan menjalankan usahanya
Insan Baik, dalam kegelapan yang ia rasakan seumur hidupnya, ia berharap mendapatkan setitik cahaya yang bisa kita berikan. Mari bantu Nek Darsih untuk memiliki modal usaha agar ia setidaknya dapat menikmati kehidupannya senja usianya. Insan Baik, uluran tangan kita akan sangat berharga bagi kehidupan Nek Darsih saat ini.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk kebutuhan harian Nek Darsih dan modal untuk usahanya. Adapun sebagian donasi juga akan digunakan untuk membantu mereka yang membutuhkan bantuan dibawah binaan yayasan Amal Baik Insani. Semoga apa yang kita berikan akan menjadi manfaat bagi kita dan yang menerimanya. Aamiin.
Nenek Tunanetra Sebatang Kara, Menjajakan Opak Demi Bertahan Hidup
terkumpul dari target Rp 50.000.000