Lansia Rawat Anak Down Syndrome Sendirian
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Inilah cerita kehidupan seorang lansia yang berusia 67 tahun, beliau bernama Emak Dedeh, di usia yang sudah lanjut, ia masih tetap semangat untuk menafkahi Anaknya yang Downsyndrome.
Saat ini Emak tinggal berdua dengan anaknya Atep (32 Thn) di rumah yang sudah tua, sehari-hari Emak keliling nyari kayu bakar dan hasilnya emak bawa ke pabrik untuk dijual atau emak tukar dengan beras. Pendapatan yang emak dapat tidak seberapa, hanya cukup untuk membeli beras saja setiap hari.
Emak kerja dari jam 6 pagi sampai jam 12 siang, karena kalau sudah siang anaknya tidak ada yang memberi makan dan seringkali atep suka keluar rumah sendiri. Berjalan tertatih-tatih dengan membawa tumpukan kayu bakar, setiap hari Emak menjalani nya dengan tetap semangat agar bisa makan.
Kayu bakar sisa yang tidak laku emak bawa kerumah, untuk memasak emak dan juga apabila tetangga ada yang membutuhkan kayu, emak senantiasa membaginya.
Emak sudah sakit-sakitan, sempat diperiksa ke dokter, ternyata emak punya sakit asam urat. Kalau sakit Emak hanya bisa terdiam dirumah dan diobati seadanya dengan obat tradisional. Jangankan untuk melanjutkan berobat ke rumah sakit, untuk makan saja emak gak punya biaya.
Emak hanya ingin mempunya usaha warung kecil²an, sehingga emak tidak harus meninggalkan Atep setiap harinya.
"Kalau bisa memilih, emak memilih untuk tetap berumur panjang, agar bisa terus merawat Atep anak kesayangan nya emak, kalau emak pergi duluan, kasian Atep siapa yang akan mencari uang untuk memberi makan Atep". Ujar mak Dedeh sambil berkaca - kaca.
Lansia Rawat Anak Down Syndrome Sendirian
terkumpul dari target Rp 50.000.000