Lansia Bungkuk Masih Memulung Demi Sesuap Nasi
terkumpul dari target Rp 78.500.000
Tubuhnya sudah renta dan bungkuk, kulit keriput dan legam terbakar matahari menjadi saksi betapa kerasnya hidup yang telah Mak Ening (80).
Hampir setiap hari beliau terpaksa harus jalan menempuh puluhan kilometer untuk mengambil sampah plastik agar bisa dijual. Berharap hari itu, Mak bisa makan nasi walaupun tanpa lauk.
"Satu karung sampah kalau dijual cuma dapat 7.500. Mak cuma bisa ngumpulin 2 karung. Itu juga kadang dibayarnya harus nunggu 3-4 hari," ungkap Mak Ening.
Sejak suaminya meninggal dunia, Mak Ening bertahan hidup seorang diri. Mak Ening pernah hampir jatuh ke sungai saat mengambil botol plastik. Bahkan beberapa kali hampir tertabrak mobil saat mengambil botol bekas di jalanan. Setiap pulang memulung, Mak Ening selalu memijat kakinya sendiri karena Mak Ening punya penyakit rematik yang sering kambuh.
Mak Ening ingin sekali punya usaha kecil-kecilan agar di sisa usianya bisa hidup lebih layak.
Insan Baik, yuk temani perjuangan Mak Ening yang bertahan hidup sendiri agar kehidupannya lebih baik!
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk modal usaha dan kebutuhan pokok Mak Ening. Jika terdapat kelebihan dana akan digunakan untuk implementasi program dan penerima manfaat lainnya di bawah naungan Yayasan Amal Baik Insani.
-
Rp 4.101.257
Lansia Bungkuk Masih Memulung Demi Sesuap Nasi
terkumpul dari target Rp 78.500.000