Bantu Bahagiakan Usia Senja Lansia Pemotong Kayu
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Abah Karna (77) tampak tengah memikul sebatang pohon yang cukup besar menyusuri hutan yang sepi. Tubuhnya yang tak lagi muda ia paksakan berjalan membawa beban yang sangat berat. Ia terpaksa harus beberapa kali berhenti untuk sejenak beristirahat melepas lelah di tubuhnya. Kayu seberat kurang lebih 50 kg harus ia bawa dari kebun milik orang lain kerumahnya dengan jarak yang cukup jauh.
Hal itu ia lakukan dari pagi hingga sore hari sampai dirasa cukup. Kayu yang ia kumpulkan baru akan ia bayar setelah ia olah menjadi potongan kecil kayu bakar yang ia jadikan beberapa ikat dan kemudian ia jual kepada pengepul. Tak banyak memang uang yang bisa ia hasilkan, ia hanya mendapatkan sekitar Rp. 2000,- dari setiap ikat yang ia jual. Tentu pendapatan itu tak seimbang dengan proses yang harus ia jalani saat membuat ikatan-ikatan kayu bakar tersebut.
Lalu mengapa ia tetap menjalankan hal tersebut? Semua itu semata-mata abah Karna lakukan untuk menyambung hidup bersama isterinya Upi (57). Mereka berdua memang dikaruniai 10 orang anak, 3 diantaranya telah meninggal dunia dan 7 orang anaknya telah berumah tangga. Sayangnya kondisi perekonomian anak-anaknya pun tergolong sulit. Bahkan untuk mencukupi kebutuhan keluarga mereka sendiri, mereka cukup kesulitan.
Itulah mengapa abah Karna tak bisa menggantungkan harapan kepada mereka untuk kebutuhan hidupnya. Ia hanya bisa berjuang sendiri untuk menyambung hidup. Meskipun ia memiliki penyakit lambung yang cukup kronis, ia tetap harus memaksakan dirinya. Ia hanya menjalani pengobatan tradisional untuk mengobati rasa sakitnya saat kambuh.
Kondisi rumah panggung tradisional abah Karna juga sangat memprihatinkan, rumah itu tampak sudah miring jika diperhatikan secara seksama. Beberapa bagian tiang kayu telah lapuk dan disaat hujan turun, rumah itu sudah tak mampu lagi menahan derasnya air hujan. Hingga akan tampak beberapa titik di rumah itu tetesan air hujan yang menembus ke dalam rumah abah Karna. Belum lagi dinding yang terbuat dari anyaman bambu di beberapa bagian juga mulai lapuk sehingga tak mampu menaha terpaan angin dingin saat malam hari.
Abah karna bukannya tak ingin memperbaiki rumahnya, ia hanya bisa memperbaiki Sebagian kondisi rumahnya sendiri dengan bahan seadanya. Namun tentu hal itu tak menjamin keselamatan mereka karena rumah itu bisa rubuh kapan saja. Ia masih belum memiliki uang untuk biaya perbaikan rumah karena untuk makan saja ia sudah kesulitan.
Insan Baik, abah Karna ingin sekali memperbaiki rumah yang ia tinggali. Ia juga berharap untuk bisa memiliki usaha lain berupa warung kecil-kecilan agar ia tak lagi harus memikul kayu berpuluh-puluh kilometer demi mencari sesuap nasi. Karena keadaan tubuhnya yang kian menua tentu hal tersebut menjadi kian sulit untuk ia lakukan setiap hari. Belum lagi mengingat kondisi lambung kronisnya yang terus menggerogoti tubuhnya saat ini, tentu ia membutuhkan usaha lain yang lebih baik.
Insan Baik, berapapun yang kita berikan kepada abah Karna dan isterinya tidak akan menjadi hal yang sia-sia. Berapapun yang kita berikan akan sangat membawa manfaat bagi abah Karna dan Isterinya. Mari bantu meringankan kehidupan abah Karna dan Isterinya dengan tindakan yang sederhana.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari abah Karna dan iserinya serta untuk memperbaiki rumah tinggal dan modal usaha abah Karna. Sebagian donasi juga akan digunakan untuk membantu penerima manfaat lain dibawah naungan Amal Baik Insani
Bantu Bahagiakan Usia Senja Lansia Pemotong Kayu
terkumpul dari target Rp 50.000.000