Sebatang Kara, Lansia Hidup Digubuk Roboh
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Mbah Acah (90), seorang pedagang asongan tampak terduduk di samping jalan raya. Pikirannya seolah melayang, tampak berkaca-kaca mata sang Nenek.
Entah apa yang tengah ia pikirkan. Tak mampu menahan rasa penasaran dan khawatir, kami mencoba mendekati sang Nenek. Ternyata Mbah Acah tengah bingung karena dagangannya tidak laku, ia terancam tak bisa makan hari ini. Belum lagi kondisi rumah sang Nenek yang berupa gubuk bambu saat ini telah roboh sebagian.
Meski usia Mbah telah amat Senja, namun Mbah Acah tampak masih memiliki ingatan dan tubuh yang cukup sehat. Ia masih sanggup berjalan belasan kilometer untuk menjajakan dagangannya.
"Kalau bisa Mbah pengenya istirahat dan gak lagi keliling, tapi kalau Mbah gak ikhtiar keliling Mbah dapat makan darimana" Ungkap Mbah penuh kesedihan.
Mata tuanya yang sudah mulai rabun terus dipaksa untuk melihat dunia yang nampak tak ramah baginya. Saat berbincang dengan Mbah ada rasa pahit dan sedih bergemuruh di Dada ini mendengar kisah hidupnya Mbah. Ia harus bertahan hidup dengan mengandalkan penghasilan yang tak seberapa dari hasilnya berjualan keliling.
Sedang sang Suami telah lama berpulang, dan sang Anak yang mengalami gangguan jiwa ntah pergi kemana dan entah berada dimana saat ini.
Gubuk yang menjadi tempatnya berteduh dan melepas lelah Mbah kini tak ubahnya sebuah bom waktu yang sewaktu-waktu bisa roboh dan menimpa Mbah. Gubuk yang berada di antara rimbunnya hutan bambu itu dipaksa untuk bertahan dengan Topangan bambu yang nampak mencuat disana-sini, sedang sebagian dindingnyapun sudah terlepas dari tiangnya. Kayu-kayu penyangga yang keropos bisa kapan saja patah dan Roboh.
Dan jika hujan deras atau angin bertiup hebat Mbah hanya bisa berdo'a dan menyebut Asma yang maha kuasa. Mirisnya lagi bangunan itupun berdiri di tanah milik orang lain dan setiap saat Emak bisa saja terusir dari sana.
Namun jangankan memperbaiki tempat tinggalnya, untuk sekedar makan saja Mbah masih sangat kesulitan. Tak jarang Mbah berangkat berjualan dengan perut kosong. Dan hanya bertahan dengan tegukan air putih seharian.
Tak banyak yang Mbah Acah inginkan. Ia hanya ingin memiliki tempat tinggal yang lebih layak dan Aman, agar ia bisa beristirahat dengan lebih tenang tanpa dihantui ketakutan tertimpa rumahnya sendiri. dan jika bisa mak Acah ingin berjualan di satu tempat saja agar ia tak harus berkeliling lagi setiap hari.
Insan Baik, maukah bersama-sama kita selamatkan Mbah dari bahaya tertimpa robohan tempat tinggalnya, serta hadirkan kebahagiaan dan jawab impian Mbah di Senja Usianya. Besar kecil yang kita berikan akan sangat berarti bagi Mbah.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk segala kebutuhan Mbah Acah, terutama untuk biaya pembuatan rumah tinggal bagi mak acah dan juga modal usahanya. Juga akan digunakan oleh penerima manfaat lainnya serta keberlangsungan program sosial kemanusiaan di bawah naungan dan pendampingan yayasan Amal baik insani.
Sebatang Kara, Lansia Hidup Digubuk Roboh
terkumpul dari target Rp 100.000.000