Tinggal Diatas Irigasi Lansia Lumpuh Dan Sebatangkara
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Tampak pemandangan tak biasa di atas saluran irigasi kecil di samping pemakaman umum. Sebuah gubuk kecil berukuran 1,5 m X 1,5 m tampak dibuat secara sederhana.
Bahan yang terdiri dari potongan bambu, asbes dan triplek tampak terpasang secara acak pada bagian dinding bangunan tersebut. Bangunan yang dibuat di tempat yang tak biasa ini bukan merupakan bangunan tanpa penghuni.
Di dalam bangunan tersebut tinggal seorang pria tua berusia lebih dari 70 tahun. Tragisnya pria tua tersebut melakukan segala aktifitas di dalam bangunan kecil yang memiliki bau menyengat.
Bahkan untuk tidur saja Abah tak bisa meluruskan kakinya. Pria tua yang bernama Abah Rahmat itu sudah tak lagi mampu berjalan akibat menderita kelumpuhan. Kedua kakinya tak lagi bisa ia gerakan semenjak ia terjatuh saat bekerja sebagai buruh bangunan empat tahun yang lalu. Di dalam bangunan kecil tersebut Abah Rahmat tidur, makan dan buang air.
Itulah mengapa bau dari ruangan kecil itu cukup menyengat hingga bisa tercium dari kejauhan. Belum lagi mengingat udara dingin yang masuk dari celah-celah dinding yang terbuka. Tentu Abah hanya bisa berusaha bertahan melawan hawa dingin tanpa satu helai pun selimut.
Keadaan itu akan terasa lebih parah saat hujan turun disertai dengan petir yang bisa mengancam keselamatannya. Jangan kan menahan air yang terus menetes di atas tubuhnya, saat hujan turun abah hanya bisa menggigil sembari berharap hujan akan segera reda
Bangunan yang dibuat oleh warga setempat untuk Abah Rahmat itu memang bukan bangunan yang layak untuk dihuni. Bahkan bisa dikatakan jauh dari kata layak. Namun mengingat Abah Rahmat yang merupakan pendatang dan tak diketahui asal-usulnya itu jelas warga menaruh simpati kepada Abah Rahmat agar ia setidaknya tidak tidur di jalanan.
Bahkan terkadang Abah Rahmat juga mendapatkan sedikit makanan dan minuman dari warga sekitar. Namun entah sampai kapan Abah Rahmat harus hidup seperti demikian. Karena pada kenyataannya terkadang Abah bahkan tidak bisa makan dan minum seharian saat tidak ada warga yang dating memberinya makan dan minum.
Keadaan itulah yang semakin membuat penderitaan Abah bertambah ditengah sakitnya. Sejak empat tahun yang lalu ia harus menjalani kehidupan yang semakin sulit. Ia tak memiliki identitas yang jelas, pun demikian dengan keluarga yang ia miliki. Ia hanya bercerita jika ia sesungguhnya memiliki anak dan isteri, namun mereka hanya pernah datang melihat keadaannya sekali. Itupun menjadi yang terakhir kalinya ia melihat wajah mereka yang sampai saat ini tak pernah lagi bisa ia temui.
Abah berharap ia bisa berjalan kembali, ia ingin kembali mencari keluarganya yang telah menghilang. Meskipun ia tak tahu apakah mereka mau menerimanya kembali dalam keadaannya yang seperti saat ini. Ia berharap ia bisa kembali bekerja seperti dulu dan tidak lagi mengandalkan pemberian orang lain untuk bisa makan.
Walaupun ia sendiri tak tahu bagaimana caranya, namun ia setidaknya masih memiliki harapan untuk tetap hidup. Ia berharap suatu saat ia juga bisa memiliki tempat tinggal yang layak.
Insan Baik, mari bantu Abah Rahmat untuk memiliki tempat tinggal yang lebih layak, serta agar beliau bisa mendapatkan pengobatan hingga bisa kembali berjalan seperti sediakala.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk menghadirkan tempat tinggal yang layak untuk Abah Rahmat, pengobatan serta penunjang kebutuhan lainya, Sebagian donasi juga akan digunakan untuk keberlangsungan program sosial kemanusiaan serta para penerima manfaat lain di bawah naungan dan pendampingan Amal Baik Insani
Tinggal Diatas Irigasi Lansia Lumpuh Dan Sebatangkara
terkumpul dari target Rp 50.000.000