
Lansia Bungkuk Mengais Asa Demi Kesembuhan Sang Suami
terkumpul dari target Rp 89.835.680
Tubuhnya bungkuk, langkahnya gemetar tertatih. kulit yang keriput menggambarkan betapa usianya sudah sangat senja.
Mbah Nana (77) seorang pemulung yang berjuang mencari nafkah seorang diri demi merawat suaminya yang mengalami gangguan kejiwaan sejak lama. Ia harus berjalan puluhan kilometer setiap hari demi mengais sesuap nasi.
Walaupun seringkali hasil yang ia dapatkan tak sesuai dengan perjuangan Mbah, Namun menyerah bukanlah pilihan bagi Mbah.
"Selama Mbah dan si kakek suka makan ya Mbah harus terus ikhtiar setiap hari kecuali Mbah sudah berhenti makan" ungkap Mbah penuh semangat.
Meski berjuang dengan tenaga yang telah renta Mbah berharap bisa membawa sang suami untuk menjalani pengobatan agar setidaknya Mbah tidak terlalu khawatir saat harus meninggalkannya seorang diri di rumah dan Mbah ingin sekali melihat sang Suami kembali sehat seperti dulu.
"Mbah hanya berharap bisa melihat si Kakek normal lagi sebelum kami dipisahkan oleh maut" ungkap Mbah seraya tertunduk menahan tangisnya.
Namun malang bagi Mbah saat ini, jangankan untuk membawa sang suami berobat, untuk makan saja ia masih sangat kesulitan.
Penghasilan yang didapatkan dari hasil usahanya hanya berkisar Rp. 50.000 sampai dengan Rp.70.000 itupun setelah Mbah mengumpulkan hasil memulungnya selama satu minggu. Karena itulah selepas memulung, Mbah juga menjadi pencari rumput untuk ternak tetangganya. Setidaknya Ia mendapat penghasilan tambahan setiap hari.
Meskipun dengan upah seikhlasnya. Terkadang juga Mbah menerima pembayaran berupa nasi ataupun lauk pauk dari pemilik ternak tersebut.
Kondisi rumah tempat tinggal Mbah Nana sangat mencolok diantara deretan rumah permanen. Rumah tua sederhana dengan dinding bambu yang mulai lapuk dan berlubang. Jika hujan turun Mbah harus pontang-panting menyiapkan ember untuk menampung tetesan air hujan yang masuk kedalam rumah.
Rumah yang telah lapuk dan keropos dimakan usia itu menjadi satu-satunya tempat mereka bernaung selama ini. Bukannya tak ingin memperbaikinya, namun dengan keadaan Mbah saat ini tentu sangat sulit. Karena bahkan untuk bisa makan saja mereka masih harus bersusah payah.
Meski tak pernah mengeluh, Mbah tak tahu sampai kapan rumah itu mampu berdiri. Karena Sebagian bangunan sudah mulai rusak dan beberapa tiang kayu juga mulai keropos. Jelas keadaan itu bisa menjadi sangat berbahaya bagi keselamatan Mbah dan suaminya jika suatu saat bangunan itu roboh.
Mbah berharap ia tak lagi harus berjalan puluhan kilometer demi mencari sesuap nasi. Ia ingin bisa membuka usaha kecil-kecilan di rumah agar ia juga bisa mempunyai penghasilan sembari merawat suaminya yang memiliki gangguan kejiwaan itu.
Mbah pun selalu berdoa kelak ia bisa memperbaiki atap dan membawa sang suami berobat. Agar di senja usia mereka bisa tidur tanpa khawatir tertimpa atap sembari melihat sang suami kembali sehat dan bisa bersenda gurau kembali seperti dulu, sebelum sang waktu memisahkan mereka berdua.
Insan Baik, Entah sampai kapan tubuh renta Mbah dapat bertahan dalam kerasnya perjuangan dan himpitan ekonomi. Mari kita bersama ulurkan tangan dan hadirkan senyuman bersama terwujudnya impian Mbah di sisa usia mereka. Berapapun yang Insan baik berikan akan sangat berarti bagi Mbah dan sang Suami.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan di pergunakan untuk pengobatan Suami Mbah Nana serta modal usaha dan bedah rumah Mbah Nana. Sebagian donasi juga akan di pergunakan untuk keberlangsungan program sosial kemanusiaan dan penerima manfaat lain dibawah naungan dan pendampingan Amal baik insani.

Lansia Bungkuk Mengais Asa Demi Kesembuhan Sang Suami
terkumpul dari target Rp 89.835.680