
Langkah Berat Abah Aton Difabel yang Tak Pernah Menyera
terkumpul dari target Rp 50.000.000
"Tangan kanan saya tidak sempurna, mata kiri saya tak pernah ada, tapi saya harus tetap hidup. Setiap hari, saya berjalan membawa beban yang lebih berat dari usia saya sendiri."
Di usianya yang sudah 73 tahun, seharusnya Abah Aton bisa beristirahat dengan tenang, menikmati masa tua bersama istri tercinta.
Namun takdir berkata lain.
Dengan tubuh renta, langkah terseok-seok, dan satu tangan yang tak sempurna, Abah Aton masih harus mengayuh hidup. Setiap hari, ia berkeliling kampung menjajakan sayuran. Keranjang berat di pundaknya terasa jauh lebih berat daripada usianya yang kian menua.
Di sela napas yang tersengal, ia tersenyum saat tetangga membeli sayur. Namun hasilnya? Hanya Rp20.000 per hari, jumlah yang bahkan tak cukup untuk mengisi perutnya dan sang istri tercinta.Penderitaan yang Tak Pernah Usai
Sejak lahir, Abah Aton hidup dengan keterbatasan fisik. Tangan kanannya kecil layaknya tangan anak-anak, dan ia hanya bisa mengandalkan tangan kirinya yang normal.
Matanya pun kian redup dimakan usia, bola mata sebelah kiri tak pernah ia miliki, dan kini mata kanannya perlahan rabun.
Namun, di balik semua itu, ada penderitaan lain yang jauh lebih menyesakkan dada.
Di rumah gubuk kecil yang lapuk dan penuh lubang, Abah Aton merawat istrinya yang menderita radang usus. Penyakit itu muncul karena terlalu sering menahan lapar.
Bayangkan, betapa pedih hati seorang suami saat melihat istrinya meringis kesakitan, bukan karena kecelakaan atau penyakit bawaan, tapi karena perut yang terlalu sering kosong.
Dengan suara lirih dan mata berkaca-kaca, Abah Aton berucap:
"Kalau ada modal, pingin saya bisa jualan di dekat rumah. Jadi tidak harus keliling, ninggalin istri yang lagi sakit di rumah."
Impian Abah Aton bukan rumah megah, bukan harta berlimpah. Cukup modal kecil untuk berdagang di depan rumah agar ia bisa tetap merawat istrinya sambil mencari nafkah.
Sungguh, sebuah harapan sederhana yang semestinya mudah terwujud jika saja Abah Aton tidak terjebak dalam lingkaran kemiskinan dan sakit.
Insan Baik, kondisi Abah Aton dan istrinya kini sangat genting.
Setiap hari yang mereka lalui tanpa kepastian makanan dan obat, berarti semakin dekat dengan risiko yang kita semua takutkan.
Tanpa pertolongan segera, bukan hanya kesehatan, tapi keselamatan istrinya bisa benar-benar terancam. Dan Abah Aton seorang lelaki renta dengan tubuh penuh keterbatasan akan semakin terpuruk dalam kesedihan yang tak terbayangkan.
Setiap rupiah yang kita sisihkan bukan sekadar donasi itu adalah napas kehidupan, seteguk harapan, dan kesempatan sembuh bagi istrinya.
Mari bergandengan tangan untuk wujudkan impian sederhana Abah Aton untuk tetap bisa berdagang tanpa meninggalkan istri tercinta yang tengah sakit.
Bersama, kita bisa mengubah air mata pilu menjadi senyum bahagia.
Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk modal usaha Abah Aton dan penunjang Kesehatan istrinya. Juga akan digunakan untuk penerima manfaat dan program social kemanusiaan lainnya dibawah naungan Amal Baik Insani.

Langkah Berat Abah Aton Difabel yang Tak Pernah Menyera
terkumpul dari target Rp 50.000.000