KRITIS! KEKERINGAN MELANDA DUSUN BENDUSAH, SITUBON
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Sebenarnya Kakek sakit lutut dan punggung. Tapi mau bagaimana lagi, kalau nggak nimba air kakek nggak bisa minum.” Ungkap Kakek Hartatik
Kakek Hartatik (80th) setiap hari berjalan kaki 3 kilometer untuk mengambil air. Beliau membawa dua jerigen air dengan kondisi usia yang semakin tua dan kesehatan yang kian menurun
Kakek Hartatik mengaku terjatuh saat kerja yang menyebabkan kakinya sakit ketika berjalan jauh atau kerja berat. Diusia senjanya, beliau hanya tinggal berdua dengan saudara yang kondisinya juga sama. Anak-anak semuanya sudah berkeluarga dan tidak ada yang tinggal bersama kakek.
“Sebenarnya ada yang jual air di dekat tempat tinggal kakek. Tapi Kakek nggak punya uang. Kakek sudah tidak bekerja. Jadi terpaksa pilih yang airnya nggak bayar meskipun jauh.” Tutur Kakek Hartatik
“Kakek mohon. Mungkin ada orang sugih (Kaya) yang Ikhlas untuk bantu saya dan warga disini agar mudah dapat air dan tidak jalan jauh lagi. Yang penting itu nak harapan kakek. Saya sudah tidak mampu cari uang nak. “Tambah Kakek Hartatik

Bantuan air sudah pernah pernah berdatangan, namun itu hanya bisa digunakan untuk beberapa hari saja. Karena belum ada sumber air yang bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari selama masa kemarau.
Sobat, Mari kita bantu alirkan air untuk 50 KK di Dusun Bendusah. Kakek Hartatik dan Warga sangat membutuhkan mata air baru.
Masjid Nusantara mengajak sobat untuk donasi membuat Sumur Masjid Nurul Jannah yang merupakan satu-satunya masjid di dusun ini. Kedepan, sumur masjid tidak hanya digunakan untuk keperluan ibadah dimasjid, namun juga untuk keperluan air sehari-hari warga
Saad bin Ubadah RA bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “Memberi air.” (Shahih Abu Daud)
KRITIS! KEKERINGAN MELANDA DUSUN BENDUSAH, SITUBON
terkumpul dari target Rp 50.000.000