JALAN BUNGKUK, PERJUANGAN MU’ADZIN LANSIA PENJUAL KORAN DITENGAH MEDIA ONLINE
terkumpul dari target Rp 40.000.000
“Koran.. koooorraaaannnnnn..” teriak Abah Ujang dengan suara lirih yang bergetar ditengah riuh bising Susana jalanan.
Lansia yang saat ini berusia 79 tahun, rela berjalan tertatih-tatih puluhan kilometer dengan tubuh yang sudah membungkuk sambil menggendong beratnya 80 exemplar tumpukan Koran dibawah panas terik matahari, ditambah kondisi Abah yang begitu rajin Puasa sunnah Senin Kamis hampir tidak pernah terlewatkan setiap minggunya.
Setiap ba’da Shubuh Abah ujang sudah mulai berangkat untuk mengambil jatah korannya dari Bandar untuk Beliau jual dengan harapan dagangannya ini bisa laku terjual, meski ditengah Moderninasai zaman dengan maraknya Media masa yang beralih ke media online yang setiap waktu dan kapan saja oleh masyarakat bisa di akses secara gratis tanpa harus membeli Koran hanya untuk sekedar membacanya.
“ Abah kalau tidak jualan Koran mau kerja apa,,, Abah sudah puluhan tahun berjualan Koran dari tahun 1984 sampai saat ini, kalau dulu dari jualan Koran bisa mendapatkan keuntungan sampai ratusan ribu perharinya kalau sekarang Cuma 25 ribu perharinya, bahkan jika banyak Sisa koran yang tidak terjual tu harus digati ma Abah,,, ya dari penghasilan 25 ribu itu dipakai buat gantiin sisa Koran 20 ribu jadi Abah Cuma dapat 5 ribu saja…” ungkap Abah Ujang dengan suara lirih yang bergetar karena faktor usia yang sudah lanjut.
Dari pengahasilan Koran segitu, jelas sangat tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan Abah dan Mak Yeyen (59 tahun) istrinya, bahkan Abah harus berhutang dipasar untuk memenuhi makan sehari-hari mereka berdua. Saat ini Abah Ujang tinggal berdua bersama Istrinya tersebut disebuah gubuk yang cukup memprihatinkan dengan bagian lantai hanya pluran semen yang sudah rusak, dinding usang yang kotor serta atap rumah yang langsung kegenteng sehingga jika tengah hari udara dirumah tersebut terasa Panas, dan begitupun jika hujan dipastikan atapnya bocor.
Abah sendiri memiliki 2 orang Anak yang sudah berumah tangga dan tinggalnya berdekatan dengan Abah, kadang untuk makan mereka berdua abah dibatu oleh kedua Anaknya tersebut. Namun meski demikia Abah tidak ingin menjadi beban kedua Anaknya tersebut yang memiliki kondisi perekonomian serba pas-pasan, ditambah Abah merasa masih memiliki tanggung jawab untuk menafkahi Istrinya sebab sebagai Suami, itu merupakan tanggung jawab Abah yang tidak bisa dialihkan kepada oranglain termasuk Anak-anaknya.
Hampir setiap hari Abah berjualan Koran dari jam 5 pagi sampai dengan jam 11 siang kemudian Beliau pulang terlebih dahulu untuk Adzan di Masjid dekat rumahya yang erjarak sekitar 150 meter, Karena selain menjadi tukang Koran Abah Ujang juga merupakan seorang Muadzin di Masjid tersebut dan setelah selesai shalat Dzuhur Abah makan siang terlebih dahulu jika sedang tidak berpuasa atau kalau sedang berpuasa setelah Shalat, Abah langsung berangkat lagi untuk berjualan Koran dan balik lagi kerumah sebelum Ashar kemudian dilanjutkan untuk Adzan Ashar, setelah Shalat Ashar Ia pergi lagi untuk menjajakan korannya sampai jam 5 sore dan begitu terus kegiatan Abah setiap harinya.
Meski ditengah kesibukannya untuk mencari rezeki namun Abah Ujang tidak pernah melewatkan tugasnya sebagai Mu’adzin untuk Adzan, Beliau selalu ingat dan menyempatkan waktu untuk mengumandangkan panggilan Shalat bagi Ummat Islam.
Besar sekali harapan Abah Ujang, Ia ingin sekali segera melunasi hutang-hutangnya sebelum ajalnya tiba, Beliau juga ingin memiliki warung di rumahnya agar dalam mencari rezeki diusia Abah yang sudah tua ini, sehingga tidak perlu lagi harus berjalan jauh dibawah terik matahari yang panas, terserempet kendaraan bermtor sampai terjatuh, terus enggak perlu lagi ada yang memalak uang hasil penjualan koranya sampai Abah harus didorong dimasukan kedalam mobil yang berpura-pura mau membeli, dan yang terpenting agar Beliau tak perlu lagi harus pulang pergi saat akan mengumandangkan Adzan serta harapan lainya Abah ingin sekali bisa merenovasi rumahnya menjadi lebih nyaman untuk Ia beristirahat bersama Istri tercintanya Mak Yeyen.
SahabatKu, Yuk bantu wujudkan segala harapan Abah Ujang serta lansia lainnya, dengan memberikan modal usaha, dana kesehatan dan juga santunan untuk para lansia pejuang nafkah lainnya!
Disclaimer: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk modal usaha Abah Ujang, Pemenuhan penunjang kesehatan Abah, renovasi rumahnya serta membayar hutang Abah dan jika terdapat kelebihan dana akandigunakan untuk para lansia pejuang nafkah lainya serta untuk Program-program Kebaikan lainya yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
JALAN BUNGKUK, PERJUANGAN MU’ADZIN LANSIA PENJUAL KORAN DITENGAH MEDIA ONLINE
terkumpul dari target Rp 40.000.000