MIRIS! ANAK IDAP LVMPVH 0TAK, TUKANG JAHIT MALAH DITINGGAL CERAI SUAMI
terkumpul dari target Rp 40.000.000
Ibu Ai (36 tahun), merupakan sosok ibu tangguh dari seorang anak pengidap lumpuh otak atau yang dalam dunia medis disebut Cerebral Palsy, berjuang seorang diri tetap berusaha besarkan anaknya itu setelah suaminya pergi menceraikannya.
Kisah ini diawali pertengahan tahun 2022 lalu saat De’ Zayan lahir (1 tahun). Beliau menceritakan bahwa anaknya itu lahir dengan kondisi normal, ia dan suaminya pun menyambut kelahiran De’ Zayan dengan penuh suka cita.
"Awalnya normal-normal aja pas lahir mah, tapi di hari kedua, tiba-tiba De’ Zayan kejang. Kata suami dan keluarganya itu karena gangguan dari makhluk halus, tapi setelah dibacain doa-doa tetap ga reda-reda kejangnya." Tutur Bu Ai.
"Saya sudah bilang ke mereka, ini mah kejang, harus dapat penanganan medis, tapi keluarga termasuk Suami, gak ada yang mau dengerin Saya. Dan akhirnya saya paksakan bawa De’ Zayan ke Dokter diam-diam karena kalau suami tau takutnya dia marah, karena dia masih gak setuju untuk penanganan medis." Lanjut Bu Ai.
Setelah selama 8 bulan tubuh De’ Zayan kejang-kejang, barulah Beliau memberanikan diri untuk membawa anaknya ke Dokter dan dilakukan berbagai pemeriksaan, dan akhirnya diketahui Zayan mengidap lumpuh otak (cerebral palsy) bagian otak sebelah kanan namun itu sudah cukup terlambat dalam penanganannya.
De’ Zayan mendapat penanganan dari faskes ke faskes di Kab. Garut, kota dimana tempat mereka tinggal, sampai akhirnya De’ Zayan harus dirujuk ke Rumah sakit umum di daerah Cicalengka. Namun sesaat sebelum dirujuk, Bu Ai sempat mendengar kabar dari ruang NICU (ruang perawatan intensif untuk bayi) bahwa De’ Zayan mengalami henti nafas. Mendengar kabar tersebut Ia lantas merasa Pasrah dan menangis sejadi-jadinya, namun Bu Ai berpikir jika memang itu yang terbaik dari Allah Subhanahu Wata’ala untuk buah hati tercintanya, ia Ikhlas.
Namun sesaat tak berapa lama, keajaiban pun terjadi. Tiba-tiba nafas De’ Zayan mulai berhembus kembali, itu terlihat dari gerakan dada yang naik turu, tangis sedih Bu Ai berubah drastis menjadi tangis kebahagiaan, sontak beribu syukur dari mulutnya Beliau terus terucap sebagi tanda syukur terhadap keajaiban tersebut.
“Alhamdulillah…Alhamdulillah….Alhamdulillah ya Allah…” Syukur Bu Ai waktu itu.
Dan semenjak kejadian itulah, tekad Bu Ai pun semakin bulat untuk memperjuangkan kesembuhan Zayan Anak tercintanya.
Lebih dari sebulan dirawat intensif di rumah sakit yang berada di Bandung, sampai dengan seiring waktu kondisinya pun tak terlihat perkembangan yang berarti, hingga Bu Ai memutuskan untuk membawa pulang anaknya karena Ia merasa Anaknya tersebut meski dirawat namun kondisinya tidak berubah sedangkan meski peerwatan di Rumah sakit di tanggung BPJS, namun untuk makan dan keperluan lainya Ia harus mengelurakan uang sendiri, yang dalam sehari Bu Ai bisa mengeluarkan Uang 300 ribu perharinya, makanya Bu Ai memutuskan untuk membawa buah hatinya pulang karena ketiadaan perbekalan untuk kebutuhan lainnya.
Awalnya Dokter tidak mengijinkan Bu Ai untuk membawa pulang De Zayan, namun setelah dijelaskan Akhirnya Dokter mengijinkan akan tetapi dengan syarat Bu Ai harus rutin membawa Zayan untuk melakukan kontrol dan melakukan beberapa terapi yang wajib Zayan lakukan. Selama Perjuangan Bu Ai dalam mengobati De’ Zayan, Ia menceritakan bahwa suaminya tetap enggan ikut untuk mendampinginya.
Sehingga Ia harus bulak balik sendirian sambil menggendong De’ Zayan dari rumahnya di Garut ke Rumah sakit yang berada di Bandung dengan menggunakan Angkutan Umum, padahal jaraknya bisa mencapai 47km dan belum lagi biaya akomodasinya serta kebutuhan lainya semua Bu Ai yang menanggung sendiri, dengan biaya yang dibutuhkan untuk sekali kontrol kurang lebih 700 ribu sedangkan De’ Zayyan harus melakukan kontrol dan terapi sinar 3x dalam seminggu, sehingga dana yang di perlukan untuk kontrol dalam seminggu sekitar 2,1 juta dan dalam sebulan Bu Ai harus memilki uang sekitar 8,4 juta.
"…Saya pulang pergi ke rumah sakit di Bandung aja sendirian, gak ada sama sekali niatan suami untuk nganter Pak, padahal Zayan ini Anaknya Dia juga." Ungkap Bu Ai.
"Jangankan ngurus Pak, malah dulu waktu saya sedang hamil, kami sering cek-ceok Pak, tapi setelah lahir Zayan saya berusaha lebih sabar lagi dan nitip ke suami untuk lebih tahan emosinya, saya khawatir walaupun Zayan masih kecil tapi mungkin dia liat jika orangtuanya sedang bertengkar. Tapi makin ke sini kok kayaknya suami malah makin berani, dia gak segan-segan memperlihatkan Emosinya di depan anaknya.." Ungkap Bu Ai.
Karena banyak pertengkaran dengan suaminya, belum lagi perdebatan panjang yang tak kunjung usai tentang pengobatan Zayan, Bu Ai pun memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya dan membesarkan Zayan seorang diri. Semua itu Ia lakukan agar ia bisa lebih bebas mengikhitarkan kesembuhan Buah hatinya tanpa ada yang menghalang-halangi termasuk dari suaminya yang selama ini Dia lakukan.
Sehingga dampak dari Bu Ai lebih memilih pisah dari suaminya, Ia begitu kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari termasuk dalam memenuhi biaya Pengobatan De’ Zayan, Meski demikian Bu’ Ai tidaklah putus asa nemun Belaiu merasa lebih terpacu dalam memperjuangkan kesembuhan Anaknya.
Beliau saat ini kembali berprofesi menjadi tukang jahit, yang merupakan Profesi lamanya dulu sebelum menikah, sehingga Ia sekarang menerima jahitan untuk merombak, mengecilkan ataupun membuat baju,celana,kerudung dan lainya dari tetangga di sekitar rumahnya dengan tarif dari 10 ribu s/d 80 ribu tergantung dari tingkat kerumitannya.
Dalam sehari pendapat Bu Ai menjadi tukang jahit tidak kurang dari 10 ribu tergantung ada atau tidaknya yang menyuruh sehingga pekerjaannya terbilang jarang sekali, tentunya ini mempengaruhi kehidupan ekonomi Bu Ai dalam memenuhi kebutuhan hidup Anaknya, Atau terkadang Ia mendapat kiriman uang dari kerabatnya yang memiliki rezeki lebih dan peduli pada kondisi anaknya dan dirinya.
Perlu diketahui, hingga kini Ai tak bisa menyusui langsung Zayan yang sudah berusia tepat 1 tahun. Bu Ai harus mengeluarkan biaya sekitar 80 ribu rupiah untuk sekotak susu pengganti ASI yang bisa habis dalam 3 hari, belum lagi biaya untuk Popoknya yang bisa menghabiskan 1 bal popok dalam 8 hari, sedangkan harga 1 bal popok sekitar 50 ribuan lebih, belum lagi obat pereda kejang untuk De’ zayan dalam sebulan bisa menghabiskan 400 ribu dan belum lagi bayar listrik setiap bulannya sekitar 150rb serta kebutuhan bulanan lainnya.
Berbagai usaha terus Bu Ai lakukan agar De’ Zayan dapat tetap tumbuh berkembang seperti layaknya balita yang lain. Meski paham kondisi anaknya yang idap lumpuh otak akan begitu sulit disembuhkan, namun Ia tetap berikhtiar seorang diri untuk menyembuhkan Anaknya meski tantangan terbesarnya adalah terdapat di mantan Suaminya sendiri yang ingin memiliki hak Asuh De’ Zayan namun tidak bersdia untuk mengobatinya secara Medis.
“Yang terpenting Pak, saat ini Saya berikhitiar terus menerus masalah hasilnya, Saya serahkan kepada Allah Subhanahu wata’ala sambil berdo’a di saat Saya tahujud untuk kesembuhan De’ Zayan…” lirih Bu Ai.
Padahal Bu Ai menyimpan begitu bersar harapan agar anaknya itu bisa tumbuh dan mengantarkan kebanggaan Dunia dan Akhirat untuk dirinya, karena Beliau percaya ketika ada kekurangan pasti aka ada kelebihan yang menonjol pula.
SahabatKu sungguh gigihnya Bu Ai dalam memperjuangkan kesembuhan buat Anaknya, sampai Ia harus meninggalkan Suaminya yang tidak mengijinkan untuk De’ Zayan diobati secara medis padahal kondisi tubuhnya De’ Zayan sering kejang, sehingga hal itu bisa mengakibatkan kerusakan pada syaraf-syaraf ototnya dan kalau dibiarkan terus menerus akan mengakibatkan kelumpuhan secara permanen diseluruh bagian tubuhnya De’ Zayan.
Mari kita bersamai perjuangan Bu Ai dalam memperjuangkan kesembuhan untuk De’ Zayan dengan ikut berdonasi melalui laman galang dana ini, sehingga kita bisa memberikan harapan untuk kehidupan De’ Zayan sekaligus mewujudkan cita-cita Bu Ai atas kesembuhan Anaknya tersebut.
Disclaimer: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk modal usaha untuk Bu’ Ai sehingga Ia bisa membiayai pengoabatan De’ Zayan, pemenuhan kebutuhan bulanan De’ Zayan dan pemenuhan penunjang kesehatan bagi De’ Zayan, serta jika terdapat kelebihan dana, akan dipergunakan untuk memenuhi kebutahan para Dhuafan dan Program-program lainya yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
MIRIS! ANAK IDAP LVMPVH 0TAK, TUKANG JAHIT MALAH DITINGGAL CERAI SUAMI
terkumpul dari target Rp 40.000.000