APRESIASI VETERAN PEJUANG, Dulu Berjuang demi Negeri, kini Berjuang Hidupi Diri
terkumpul dari target Rp 50.000.000
SahabatKU, Tahukah Kalian? Diantara para pahlawan pejuang kemerdekaan, saat ini masih ada yang bisa berbagi kisah dengan kita semua. Kini, mereka dikenal sebagai Veteran Pejuang. Nama mereka memang mungkin tidak seterkenal para pahlawan nasional lainnya. Namun, jasa dan pengorbanan mereka dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini tidak ternilai harganya. Mereka adalah pasukan gagah berani yang rela mempertaruhkan jiwa dan raganya untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini.
Tentu, kini usia mereka sudah menua. Sebagian besar bahkan sudah meninggalkan rekan-rekan seperjuangannya dengan penuh kebanggaan karena telah mewarisi kemerdekaan ini.
Pak Asmail Usman (90 tahun), merupakan salah satu saksi hidup dalam peristiwa perjuangan melawan Belanda, Jepang, DI/TII dan peristiwa peperangan lainnya. Beliau dahulu tergabung dengan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) untuk memperjuangkan kota kelahirannya melawan para penjajah. Di balik usianya yang menginjak 90 tahun, memorinya akan masa-masa perang masih terekam dengan sangat jelas. Meskipun badannya terlihat sudah semakin ringkih, namun, Pak Asmail sangat bersemangat ketika menceritakan kisah-kisah perjuangan di masa mudanya dulu.
Pada saat peristiwa melawan penjajah Belanda, Pak Asmail hanya bersenjatakan golok dan bambu runcing. Pak Asmail sempat ditugaskan secara khusus untuk memutus saluran komunikasi Belanda dengan memotong dan merampas kabel telepon. Selain itu, ada beberapa pertempuran yang beliau alami. Namun, peristiwa Bandung Lautan Api merupakan momen yang sangat membekas dan tak terlupakan dalam hidupnya.
Meski tidak ikut berhijrah ke jogja, berbulan-bulan, Pak Asmail dan para pejuang lainnya bergerilya dari hutan ke hutan untuk menjaga Kota Bandung dari serangan musuh.
“waktu itu masuk ke hutan-hutan, berbulan-bulan makan seadanya, kelaparan. Tapi semuanya waktu itu bertekad apapun kita hadapi demi kemerdekaan”, ujar Pak Asmail.
Saat ini, sehari-hari Pak Asmail mengurus istrinya yang sakit stroke. Selain itu, Pak Asmail juga masih bekerja mengurus domba miliknya.
Veteran lainnya, Pak Dahri (95 tahun), walaupun sudah tidak bisa mendengar karena usia dan sudah sering sakit sakitan, namun, sorot matanya masih tetap tajam. Sorot mata pejuang yang bergelora dan tidak habis dimakan usia.
Di masa tuanya, Pak Dahri menghabiskan waktunya dirumah, tanpa ada hiburan radio atau televisi. Melalui anak-anaknya, beliau berharap, di akhir masa hidupnya, para pejuang veteran yang masih tersisa agar dapat diperhatikan dari segi kesehatan dan kehidupannya.
Menurut anak-anaknya, selepas masa perjuangan dulu, karena tidak ada pekerjaan lain, Pak Dahri bekerja sebagai kuli bangunan. Namun karena sakit dan sempat terjatuh di kamar mandi, Pak Dahri tidak bisa melanjutkan pekerjaannya dan lebih banyak menghabiskan waktu dirumah.
“Dulu bapak sempet dengan bangganya bercerita. Dulu beliau beberapa kali lolos dari penyergapan Belanda. Berperang menggunakan senjata seadanya, bambu runcing. Sekarang karena sempat sakit, ya lebih banyak waktu diam di rumah”, ujar salah satu anaknya.
SahabatKU, Pak Asmail Usman dan Pak Dahri merupakan salah satu contoh dari sekian banyak veteran pejuang yang dahulu secara gagah berani pernah mengadu nyawa, mengorbankan masa mudanya demi perjuangan dan kemerdekaan bangsa. Beberapa dari mereka, saat ini hanya dapat terbaring lemah berperang dengan penyakit dan masa tua yang serba sulit. Beberapa dari mereka, bahkan saat ini tinggal di tempat tinggal yang kurang layak. Namun, sebagaimana layaknya para pejuang, mereka masih sangat bersyukur atas kondisi yang mereka alami saat ini. Pantang bagi mereka untuk sedikitpun mengeluh atau bahkan mengemis untuk sekedar melanjutkan masa tua mereka.
"Lanjutkanlah perjuangan kami. Jangan mudah menyerah dan cintailah tanah airmu. Banggalah pada bangsamu dan berikan apapun yang kau mampu untuk kemerdekaan bangsamu”
SahabatKU, mari bersama kita apresiasi dan muliakan para Veteran yang masih tersisa di negeri tercinta ini. Kita semua masih beruntung dapat bertemu dan bertatap muka dengan mereka. Oleh karena itu, jangan sia-siakan kesempatan tersebut. Teladan dan semangat mereka masih bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.
.
Kebaikan Ummat mengajak sahabatKU semua di Hari Kemerdekaan yang bertepatan pada 17 Agustus untuk memberikan kado istimewa bagi mereka sebagai bentuk perhatian kita atas perjuangannya dahulu. Meskipun, tentu apa yang kita berikan nanti tidak akan sebanding dengan perjuangan mereka.
Kado di hari kemerdekaan nanti, In syaa Allah akan disalurkan dalam bentuk program apresiasi para veteran, paket sembako, pembelian alat bantu dengar, bantuan kesehatan dan kebutuhan lainnya.
Disclaimer: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk mengapresiasi para Veteran perang pejuang kemerdekaan Indonesia baik berupa Dana kesehatan, Kebutuhan bulanan, Modal usaha atau Dana perbaikan Insfrastruktur dan jika terdapat kelebihan dana akan digunakan untuk membantu para Dhuafa serta Program-program lainya yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
APRESIASI VETERAN PEJUANG, Dulu Berjuang demi Negeri, kini Berjuang Hidupi Diri
terkumpul dari target Rp 50.000.000