BOCAH ODGJ, BERMUKIM DI PONDOK PESANTREN ODGJ ALAKADARNYA
terkumpul dari target Rp 60.000.000
“Karena awal didirikan Pondok pesantren khusu ODGJ ini adalah ingin memanusiakan manusia (ODGJ) yang tidak dimanusiakan oleh manusia agar ODGJ menjadi manusia yang seutuhnya,,,,” ujar Ustadz Ateng salah satu pengasuh Pondok.
Sejak awal berdirinya Pondok Pesantren rehabilitasi ODGJ Roudlotul ‘Ulum 2 ini sekitar tahun 2015 sudah 2x pindah tempat, karena ditempat sebelumnya keberadaan Pondok Pesantren ODGJ ini mendapatkan protes dari warga sekitar yang khawatir terhadap keberadaan santri ODGJ di lingkungan mereka, hingga pada bulan Agustus tahun 2021 lalu sesuai dengan kesepakatan bersama ,barulah Pondok Pesantren ODGJ ini direlokasi ketempat yang lebih jauh dari pemukiman Warga.
Namun demikian Podok Pesantren ini sudah banyak sekali menyembuhkan para ODGJ yang kemudian dijemput pulang oleh pihak keluaragnya ada juga yang masih berkhidmat sampai saat ini di pondok seperti yang dilakukan Bangkit yang merupakan Santri ODGJ yang sudah sembuh, Tentunya hal ini sangat berguna sekali, melihat dari banyaknya ODGJ yang masuk hingga saat ini mencapai 35 santri ODGJ yang hanya diasuh oleh 2 orang Ustadz yakni Ustadz Ateng dan Ustadz Akhyar .Bahkan sangking kekurangannya pengasuh di Pondok pesantren ODGJ ini, tak jarang ada yang membantu membimbing para santri ODGJ ini, salah satunya dari anggota Bhabinkamtibmas Polsek setempat yakni Bripka Erik.
Saat ini ada 35 santri ODGJ dari berbagai usia dari usia 10 tahun s/d 63 tahun yang mengidap berbagai macam penyakit kejiwaan, mereka pun harus tidur berdesakan di 6 kobong dengan setiap kobong luasnya tidak lebih sekitar 3x4 meter, kasurnya pun sudah pada lepek.
Rifal atau di pondok sering dipanggil bocil merupakan Santri ODGJ yang masih anak-anak, saat ini baru berusia 10 tahun namun Miris sudah tinggal di Pondok ODGJ selama 3 tahun karena mengalami gangguan jiwa.
Saat ini Alhamdulillah, kondisi Ia mulai membaik meskipun belum sembuh sepenuhnya, namun meski demikian Ia pun disekolahkan oleh pihak Pondok di salah satu Madrasah Ibtidaiyah yang dekat dengan Pondok, karena di Pondok tersebut tidak ada pendidikan formalnya.
Awal mula Rifal bisa mendiami Pondok Pesantren khusuh ODGJ Raudhatul Ullum, ia diantarkan oleh relawan dari Bandung ke Pondok Pesantren ini, sebab Rifal dulu merupakan korban perceraian Orang tua dan sering mengalami KDRT sehingga jiwanya terguncang, bahkan sangking kerasnya KDRT yang Ia alami sampai bekas kekerasan tersebut masih terlihat di mata sebelah kirinya yang berwarna hijau akibat hantaman benda tumpul (entah itu tangan atau benda lainnya), dan akibat dari jiwanya tergoncang sampai saat ini kadang Rifal meracau sendiri, jika berkomunikasi sering tidak nyambung, biacaranya pun tidak jelas serta sering di ulang-ulang dan bahkan rifal sendiri tidak ingat orang tua dan keluarga nya siapa, ditambah dari awal kedatangannya ke Pondok Pesantren ODGJ ini Rifal tidak pernah dikunjungi oleh keluarganya, sehingga Rifal merupakan salah satu santri ODGJ yang tinggal di Pondok Pesantren ini secara Gratis.
Sedangkan santri ODGJ yang paling tua Ialah Abah Sukmana (63 tahun), Beliau awal mula tinggal di pondok Pesantren ODGJ diantarkan oleh Keluarganya karena sering ngamuk secara tiba-tiba dan melamun tidak jelas sambil meracau, Abah Sukmana juga jalannya menggunakan tongkat seperti kena stroke dan tinggal di Pondok ODGJ ini baru, kurang dari 1 tahun.
60% Santri ODGJ di pondok Pesantren ini Kebanyakan yang diambil dari jalanan oleh para relawan kemudian dibawa ke Pondok Pesantren ini, sehingga untuk biaya masuk serta biaya setiap bulannya Gratis, sedangkan 40% nya diantarkan langsung oleh keluarganya sendiri itupun dari keluarga yang kurang mampu, sehingga meski untuk kebutuhan bulanannya di tanggung oleh pihak keluarga, namun tidak di patok nominalnya dan kadang keluarga ODGJnya suka ada yang bayar, ada juga yang tidak setiap bulan nya.
“ Kadang ada yang bayar 500 ribu sampai dengan 750 ribu setiap bulanya, tapi kalau nggak ada yang bayar, kami juga pihak pesantren gak memaksakan pak, karenakan awal didirikan Pondok pesantren khusu ODGJ ini adalah ingin memanusiakan manusia (ODGJ) yang tidak dimanusiakan oleh manusia agar menjadi manusia yang seutuhnya, namun jika ada yang gak bayar ya otomatis beban pesantren bertambah untuk pengeluaran setiap bulannya,,,” ujar Ustadz Ateng salah satu pengasuh Pondok.
Dan untuk mengurangi beban pengeluaran makan para santri ODGJ setiap bulanya, pihak Pondok juga memberdayakan para santri ODGJ dengan menjadi petani dilahan lingkungan pesantren untuk menanam sayur-sayuran, hal ini bertujuan selain dari hasil bertani untuk makan para santri sendiri, juga sebagai salah satu pembelajaran keterampilan, metode therapi alam bagi para santri ODGJ, serta untuk mengajarkan kehidupan bersosialisasi dalam masyarakat jika mereka sembuh nantinya.
URGENITAS: “ Sebenarnya jumlah 35 Santri ODGJ ini akan terus bertambah, jika kami tak batasi, sebab melihat dari sarana dan prasarana pondok sendiri yang tidak lengkap seperti jumlah kobong yang masih sedikit, ruang isolasi yang terbatas bahkan saat ini kami belum memiliki Masjid sendiri, jadi kalau untuk kegiatan Shalat 5 waktu, ngaji dan therapy Dzikir Kami selalu melakukannya di aula ini Pak, itupun hanya beralaskan terpal atau lantai sekalipun, belum lagi kemampuan Kami dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti makan,
pakaian bahkan karena keterbatasan pakaian ada juga santri ODGJ yang menggunakan pakaian perempuan atau hanya bertelanjang dada, begitupun dengan alat shalat dari mulai sejadah, sarung, baju koko serta Alqur’an, dan keperluan medis seperti Obat-obatan untuk para Santri ODGJ terutama Obat gatal atau obat penyakit kulit dan P3K semuanya belum bisa Kami penuhi secara maksimal, makanya Pak kami ingin sekali bisa memenuhi semua itu agar Kami juga bisa lebih maksimal dalam menyembuhkan para Santri ODGJ yang saat ini bermukim disini, dan biar Kami juga bisa menerima lebih banyak Santri ODGJ yang ingin masuk ke Pesantren ini “ ungkap Ustadz Ateng.
Pondok Pesantren ODGJ ini selain kodisinya yang terletak begitu sangat teperncil di tengah tengah perkebunan kelapa sawit di daerah Subang, juga kondisi bangunanya yang serba alakadarnya, yang hanya berupa bangunan semi permanen sehingga tak jarang para Santri ODGJ kedinginan kalau malam-malam, sedangkan ruang Isolasinya merupakan bangunan bata yang usang serta kotor dan jendelanya hanya di lapisi dengan jeruji besi yang berkarat, tentunya hal ini cukup mengkhawatirkan, mengingat tak jarang banyak santri ODGJ yang mengamuk, sehingga untuk mengantisiapasi hal tersebut pihak pengasuh mengikatkan rantai di kedua kaki atau tangan di beberapa santri ODGJ yang masih sering mengamuk.
Adapun metode Therapi penyembuhan yang digunakan di Pondok Pesantren ODGJ ini ada 2 methode yakni Metode Therapi Dzikir (pendekatan Hati dan Jiwa kepada Allah Subhanahu wata’ala) dengan cara menyuruh para Santri ODGJ berdzikir serta bersholawat setiap setelah shalat atau mengaji dan Therapi Alam (memberikan ketenangan melalui Alam) dengan cara memandikan para santri ODGJ di sungai atau menyuruh santri ODGJ untuk duduk di Alam terbuka sambil berdzikir.
Kedua Therapi ini bisa dibilang cara yang cukup ampuh untuk menyembuhkan para ODGJ yang mengidap Skizofrenia, stress dan penyakit kejiwaan lainnya, dengan terbukti sudah banyak para Santri ODGJ yang sembuh sehingga diserahkan kepada keluarganya.
SahabatKu, tak pernah terbayangkan dalam benak kita, ternyata seperti ini kondisi Pondok Pesantren rehabilitasi ODGJ Roudlotul ‘Ulum 2, sungguh memprihatinkan sekal, padahal keberadaan Pondok pesantren ini sangat berdampak besar karena berkat Pondok Pesantren inilah sudah banyak santri ODGJ yang telah sembuh.
Maka SahabatKu Yuk berdonasi melalui penggalangan dana ini, dengan begitu kalian dapat ikut andil dalam membantu para santri ODGJ di Pondok Pesantren Raudhatul Ullum dengan memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka seperti makan, peralatan mandi, perlatan shalat serta obat-obatan medis untuk mereka dan kalian juga bisa membantu dalam pemenuhan Fasilitas Pondok pesantren ODGJ ini seperti pembangunan masjid, renovasi atau penambahan kobong sebagai tempat tidur mereka, perbaikan ruang Isolasi, pengadaan alat bertani dan juga penambahan toilet bagi para Santri ODGJ.
Dan jika SahabatKu memiliki informasi tentang orang yang perlu kami bantu dalam pembuatan galang dana seperti Pondok Pesantren ODGJ Raudhatul Ullum bisa menghubungi Kami Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat melalui Nomor Whatsapps berikut ini:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia”_ (HR. Ahmad).
Disclaimer: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan bulanan Pondok, Pemenuhan Fasilitas Pondok dan Pemenuhan penunjang kesehatan di Pondok, serta jika terdapat Kelebihan dana akan digunakan untuk membantu pemenuhan kebutuhan para penerima manfaat lain nya dan Program Kebaikan lain nya yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
BOCAH ODGJ, BERMUKIM DI PONDOK PESANTREN ODGJ ALAKADARNYA
terkumpul dari target Rp 60.000.000