PRIA BUNGKUK DENGAN MATA BUTA, TINGGAL SEBATANG KARA DI RUMAH GUBUK
terkumpul dari target Rp 60.000.000
Namanya Mang Rahman, saat ini usianya sudah menginjak 40 tahun, namun diusianya tersebut Ia belum menikah dengan alasan,
“ Saya tidak percaya diri dengan kondisi Saya saat ini Pak, mana buta,,, mana bungkuk,,, untuk ngurus diri saya sendiri saja kewalahan apalagi harus ngurusin kebutuhan Anak ma Istri nantinya” ujar Mang Rahman.
Mang Rahman sudah 3 tahun lebih mengalami kebutaan terhadap kedua mata nya, berawal saat ia sedang memperbaiki teko listrik milik orang lain, ketika ia memegang kabel tiba-tiba Ia langsung kejang-kejang tersetrum. Sesaat setelah kesetrum pengelihatan matanya langsung buram, lama kelamaan selang beberapa hari pengelihatan kedua matanya tersebut mulai menghilang, hanya berupa warna putih saja akibatnya sampai detik ini Ia harus berjalan menggunakan Kayu dari sebuah ranting pohon yang sudah lama Ia gunakan, ini terlihat dari kondisi ranting pohon tersebut sudah rapuh,
“ jangan kan uang untuk beli tongkat Pak, untuk makan saja Saya kesulitan….” ungkap Mang Rahman.
URGENITAS: Ia ingin sekali bisa mengobati kedua matanya sampai bisa melihat, namun dari 3 tahun yang lalu sampai saat ini Ia belum pernah mengobati sakit matanya tersebut ke Rumah sakit karena ketiadaan biaya. Akibat dari Mang Rahman kehilangan pengelihatanya, saat ini Ia tidak bisa bekerja secara leluasa seperti saat ia masih bisa melihat yang bekerja sebagai tukang jahit pakaian, pengrajin pembuatan sapu dan kadang menjadi tukang service elektronik, tentu semua keahlian tersebut menjadi percuma jika Ia tidak bisa melihat.
“hidup saya benar benar berubah 180 derajat Pak, yang dulunya Saya punya penghasilan dari bekerja sekarang nyaris tidak memiliki penghasilan, untuk makan pun Saya sedikasihnya ma saudara, kadang jika ada sisa nasi yang kemarin atau yang tadi siang Saya makan dengan garam…” ucap Mang Rahman.
Saat ini keseharian Mang Rahman sendiri semenjak matanya buta, Ia terkadang masih membantu orang lain untuk membuat Sapu dengan penghasilan 2.000 rupiah untuk persapu yang Ia buat, sedangkan dalam sehari Ia hanya bisa membuat 3 sampai dengan 5 buah sapu saja, sehingga pendapatan dalam sehari Mang Rahman antara 6.000 sampai dengan 10.000/ hari, tentu penghasilan ini tidaklah cukup dalam memenuhi makan sehari-harinya, namun meski demikian Mang Rahman tetap bersyukur karena masih mendapatkan Rezeki hasil dari keringatnya sendiri.
“ Ya.. Alhamdulillah Pak, yang penting ada buat makan, meski Cuma nasinya aja…” ujar Mag Rahman.
URGENITAS: Besar sekali harapan Mang Rahman ingin memiliki modal usaha dalam pembuatan sapu, karena dengan bekerja sebagai pengrajin pembuat Sapu Ia tak harus bekerja keluar rumah dengan kondisi yang tidak bisa melihat seperti saat ini, dan kalau untuk menjual sapu hasil buatanya, biasanya ada orang lain yang membantu menjualkannnya. Semoga saja dengan Ia memiliki usaha, Ia memiliki penghasilan tetap serta cukup sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup kesharianya, syukur-syukur ada uang lebih untuk merenovasi rumah gubuk yang saat ini ia tempati.
Kondisi rumah gubuk yang Beliau tempati saat ini sungguh sangat menghawatirkan dan membahayakan nyawanya, kenapa?.
URGENITAS: Sebab rumah yang saat ini Ia tempati seorang diri hanya berukuran 3 meter ke 4 meter, dan itupun hanya berdinding campuran bata, GRC dan papan kayu yang sudah kropos, sedangkan lantainya sendiri cuma pluran semen yang sudah kusam, untuk atapnya langsung asbes tanpa ada penghalang plafon dan untuk perabotan yang ada didalam rumah hanya ada ranjang kayu dengan sehelai kasur yang sudah tipis serta kompor gas satu tungku yang sudah sedikit berkarat. Jika hujan deras yang disertai angin besar dipastikan bocor dan di khawatirkan Ambruk menimpa Mang Rahman didalamnya tentu hal ini membahayakan Nyawanya,
di tambah letak rumah tersebtu berada diantara tebing tanah yang curma (bagian depan rumah terletak tepat dibawah tebing tanah
dan bagian belakang rumah berada 1 meter dari bibir tebing tanah) tentu jika terjadi bencana longsor diantaara salah satu atau kedua tebing tersebut akan membahayakan nyawa Mang Rahman, sedangkan jika terjadi baik bencana longsor ataupun hujan deras disertai angin besar yang dapat mengakibatk rumahnya rubuh, Ia hanya bisa pasrah karena tidak bisa berlari menyelamatkan diri keluar dengan kondisi yang tidak bisa melihat.
Di Usianya yang sudah 40 tahun Ia tidak memiliki kedua orang tua karena keduanya sudah meninggal, namun Ia memiliki 2 orang kakak yang sudah mempunyai kehidupan rumah tangga masing-masing (berpisah rumah) dan ditambah sampai saat ini Mang Rahman belum pernah menikah, sehingga wajar jika Ia tinggal sebatangkara di rumah gubuk yang sempit dengan kondisi yang tidak bisa melihat (buta).
Dan ditambah kondisi tubuh Mang Rahman bungkuk, yang disebabkan ia terjatuh waktu masih kecil, saat sedang digendong salah satu Kakaknya yang mengakibatkan tulang punggungnya patah, namun karena tidak memiliki biaya untuk berobat sampai saat ini tulang punggung yang patah tersebut tidak pernah diobati akibatnya menjadi benjolan besar yang tidak bisa membuat lurus punggung.
Bahkan sudah 1 tahun belakangan ini tepat di benjolan punggungnya tersebut, selalu muncul benjolan sebesar telur ayam yang terasa begitu sangat sakit namun ketika benjolan tersebut meletus keluar nanah bercampur darah kemudian selalu muncul lagi benjolan yang baru dan begitu seterusnya, meski saat ini benjolan tersbut belum muncul lagi, namun bekas luka dari benjolan tersebut begitu tampak terlihat.
URGENITAS: Mang Rahman juga ingin sekali memeriksakan benjolan dipunggungnya akibat dari patah tulang punggung saat Ia kecil yang belum pernah diobatinya dari kecil hingga kini karena ketiadaan biaya selain karena jarak dari faskes dengan rumahnya yang sangat jauh sekitar 13 Km, Apalagi saat ini di area benjolan tulang punggungnya sering muncul benjolan yang berisi nanah bercampur darah jika meletus, hal ini yang membuat Mang Rahman begitu takut jika benjolan tersebut adalah kanker tulang apalagi benjolan tersebut terasa sakit sekali sehingga menganggu kehidupan sehari-harinya, sampai-sampai Ia tidak bisa tidur dengan nyenyak.
SahabatKu, melalui penggalangan dana ini mari kita patungan Rp. 20.000 untuk membantu Mang Rahman seorang pria paruh baya yang tidak bisa melihat dengan kondisi tubuh bungkuk dan tinggal seorang diri di rumah gubuk yang terancam terkena bencana longsor karena letak rumahnya yang berada diantar 2 tebing, semoga dengan donasi dari SahabtKu semua bisa membantu Mang Rahman untuk mendapat kan modal usaha, biaya relokasi rumah dan tentunya biaya pengobatan untuk mengobati mata serta benjolan di punggungnya.
Dan jika SahabatKu memiliki informasi tentang orang yang perlu kami bantu dalam pembuatan galang dana seperti Mang Rahman, bisa menghubungi Kami Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat melalui Nomor Whatsapps berikut ini :
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia”_ (HR. Ahmad).
Disclaimer: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk modal usaha Mang Rahman, biaya relokasi dan renovasi rumahnya, pemenuhan kebutuhan bulanan serta Pemenuhan dana kesehatan Mang Rahman, dan jika terdapat Kelebihan dana akan digunakan untuk membantu pemenuhan kebutuhan para penerima manfaat lain nya serta Program Kebaikan lain nya yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
PRIA BUNGKUK DENGAN MATA BUTA, TINGGAL SEBATANG KARA DI RUMAH GUBUK
terkumpul dari target Rp 60.000.000