Bantu Wujudkan Mimpi dan Harapan Veteran Pejuang di Penghujung Usia
terkumpul dari target Rp 60.000.000
Walau pada masa lampau telah berjuang dan berkorban demi kemerdekaan Indonesia, saat ini, masih banyak Lansia Veteran Pejuang kita yang masih harus terus berjuang untuk sekedar melanjutkan dan bertahan hidup. Mereka belum merdeka, tak lagi berjuang melawan penjajah, namun masih harus berjuang melawan kerasnya lika-liku kehidupan dengan segala keterbatasannya.
Layaknya seorang pejuang, mereka pun pantang untuk mengharapkan imbalan atau meminta belas kasihan untuk sekedar melanjutkan masa tua mereka.
*Pak Saad (99 Tahun)*
Pak Saad adalah salah satu veteran pejuang kemerdekaan 45. Di usia 18 tahun, beliau memberanikan diri untuk bergabung sebagai tentara pejuang dengan menenteng bambu runcing. Dengan mengusung slogan merdeka atau mati, beliau berhasil ikut memerdekakan negeri ini. Dengan berjuang di tanah kelahirannya di daerah Majalaya, Paseh Kab. Bandung, tak terhitung banyaknya perjuangan yang pernah beliau ikuti. Perjuangan melawan Belanda, Jepang, sekutu dan pemberontakan DI TII pernah beliau lewati.
Di usia senja, dibalik kesehatannya yang semakin melemah, namun ingatannya masih kuat. Dengan berapi-api, beliau berkisah beberapa peristiwa penting yang pernah dilaluinya.
“Kawan kawan seperjuangan saya banyak yang gugur ketika melawan penjajah. Pernah ketika dulu sedang sholat Jumat berjamaah, tiba-tiba Belanda datang dan tembaki semua yang ada. Alhamdulillah saya dan beberapa rekan masih selamat, sembunyi diantara tumpukan mayat teman-teman yang gugur”, kenang Pak Saad.
Meskipun Giginya pun mulai banyak yang tanggal, senyum selalu terpancar dari wajahnya. Sorot matanya berbinar ketika bercerita tentang kisah perjuangannya dulu. Kini, Pak Saad yang merupakan ketua ranting veteran di Paseh, Kab Bandung, tinggal di sebuah rumah sederhana bersama anak dan cucunya.
Perjuangan Pak Saad pun belum berhenti, ia masih tetap berjuang, bedanya sekarang beliau berjuang melawan penyakitnya yang Ia dapat karena kecelakaan beberapa tahun sebelumnya. “Beberapa tahun lalu, pernah kecelakaan motor. Kaki saya masuk ke jari-jari motor, sampe akhirnya kena tetanus. Efeknya ya sampai sekarang masih suka kerasa sakit”, ujar Pak Saad.
Di hari tuanya, tak banyak yang bisa ia lakukan selain bersabar dan bersyukur. Mengisi hari-hari terakhirnya dengan memperbanyak ibadah.
*Pak Rosid (81 Tahun)*
Beliau bernama Pak Rosid, seorang veteran pejuang pembela, yang dahulu berperang melawan penjajah Belanda, di Irian Barat. Di akhir usianya, bagi beliau perjuangan belum selesai. Kini, di usianya yang sudah menginjak 81 tahun, pendengaran dan penglihatannya sudah melemah. Namun, ditengah kondisinya yang sering sakit-sakitan, beliau harus tetap berjuang untuk menghidupi istri tercintanya.
Rutinitas seperti berkebun beliau lakoni dengan sabar, meskipun anak anaknya juga silih berganti untuk membantu. Namun, Pak Rosid mengaku tak ingin merepotkan anak-anaknya yang juga tengah berjuang untuk kehidupan masing-masing. Kini, Pak Rosid dan istrinya, tinggal di sebuah rumah sedehana di pelosok Kab Bandung.
Miris, di akhir hidupnya, Gaji pensiunan Veteran yang setiap bulannya beliau terima, hanya bersisa 400 ribu. Itu terjadi karena Pak Rosid sempat tertipu karena diiming-imingi oleh ulah pihak yang tidak bertanggung jawab untuk meminjam sejumlah uang. Dana yang diterima Pak Rosid, pada saat awal pinjaman tidak utuh karena diambil oleh oknum tersebut dan hingga kini gajinya hanya bersisa sedikit.
“Iya beberapa tahun lalu ada orang kesini bertiga. Ngomongnya mau bantu cairkan pinjaman. Saya ga paham apa-apa. Taunya dari pinjaman itu yang keterima cuma sedikit. Sekarang tiap bulan sisa gaji Cuma 400 ribu, sisanya untuk bayar cicilan utang”, keluh Pak Rosid.
Mimpi dan Harapan Pak Rosid di akhir usianya sangat sederhana, beliau ingin sekali melunasi hutangnya yang beliau gunakan untuk membantu salah satu anaknya untuk memulai modal usaha. Beliau juga ingin memperbaiki tempat tinggalnya agar lebih layak dan untuk biaya berobat.
*Pak Uken (98 tahun)*
Veteran Pejuang lainnya yaitu Pak Uken. Pada usia belasan tahun, beliau sudah mulai berjuang dan rela mempertaruhkan nyawa. Pak Uken saat ini sudah sulit untuk mendengar dan berbicara. Fisiknya sudah semakin ringkih. Untuk sekedar berjalan, Pak Uken saat ini harus menggunakan alat bantu dan dipapah oleh anak dan cucunya, meskipun beliau sering sekali memaksakan berjalan sendiri.
Menurut anaknya, Pak Uken dulu sering bercerita bahwa dirinya berjuang menenteng senjata menghadapi penjajah Belanda.
“Setiap bercerita tentang perjuangan dulu, Bapak pasti sangat bersemangat dan berapi-api. Teman-teman seangkatannya sebagian besar sudah meninggal. Tapi, ditengah fisiknya yang sekarang. Bapak masih rajin shalat berjamaah di masjid”, ujar Pak Utem, salah satu anaknya.
Dulu, beliau ditugaskan untuk berjuang di daerah Kab Bandung. Pak Uken dan pejuang lainnya harus berangkat untuk membela negara tanpa dapat berharap untuk pulang. Berbulan-bulan tinggal di hutan dengan kondisi yang sangat menkhawatirkan.
Kini, sama dengan beberapa pejuang veteran lainnya di daerah Paseh Kab Bandung yang dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, di masa tuanya Pak Uken hanya menerima beberapa ratus ribu dari sisa gaji yang diterimanya setiap bulan.
“Dari 100 juta yang dipinjam, Bapa Cuma terima 45 juta. Sisanya diambil orang. Katanya buat biaya jasa, administrasi dan lainnya. Dulu sudah anak-anak ingatkan, tapi Bapa tergiur sama omongan orang itu. Sekarang gajinya ya dipake buat cicilan hutang. Cuma sisa beberapa ratus ribu.”, ujar Pak Utem.
SahabatKU, Indonesia telah merdeka, kita generasi penerus dapat merasakan hidup nyaman, menikmati segala kemudahan, keamanan dalam menjalani hidup. Kondisi yang kita alami saat ini adalah berkat jasa mereka, para pahlawan pejuang kemerdekaan yang telah mengorbankan segalanya demi bangsa dan Negara ini.
Kebaikan Ummat mengajak sahabatKU semua di Hari Kemerdekaan yang bertepatan pada 17 Agustus untuk memberikan kado istimewa bagi mereka sebagai bentuk perhatian kita atas perjuangannya dahulu. Meskipun, tentu apa yang kita berikan nanti tidak akan sebanding dengan perjuangan mereka.
Kado di hari kemerdekaan nanti, In syaa Allah akan disalurkan dalam bentuk program apresiasi para veteran, paket sembako, pembelian alat bantu dengar, bantuan kesehatan dan kebutuhan lainnya.
Disclaimer: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk mengapresiasi para Veteran perang pejuang kemerdekaan Indonesia baik berupa Dana kesehatan, Kebutuhan bulanan, Modal usaha atau Dana perbaikan Insfrastruktur dan jika terdapat kelebihan dana akan digunakan untuk membantu para Dhuafa serta Program-program lainya yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
Bantu Wujudkan Mimpi dan Harapan Veteran Pejuang di Penghujung Usia
terkumpul dari target Rp 60.000.000